Rabu, 01 Maret 2023

Pegujian Geser Langsung (Direct Shear Test)

Pegujian Geser Langsung (Direct Shear Test) SK SNI M 108-1990-03

I.         Pendahuluan

Pengujian geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan sengat seerhana, untuk menentukan parameter kuat geser tanah (shear strength parameter) c dan (teta). Dapat dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat dalam pengujian ini, nilai kekuatan geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran (undrained) atau dalam konsep tegangan total (total stress). Bagi jenis tanah non-kohesif pertama-tama yang dilakukan dalam pengujian ini. Pengujian lain dengan tujuan sama, yakni : Kuat Tekan Bebas, dan Triaxial, serta pengujian Geser  Baling (Vane Test) yang dapat dilakukan di laboratorium, maupun dilapangan.

Merencanakan kestabilan lereng, serta daya dukung tanah pondasi, dan sebagainya diperlukan pengujian nilai kekuatan geser tanah.

Coulumb dan Mohr merumuskan Nilai kekuatan geser ini dalam persamaan sebagai berikut :

S = c + σn tanϕ

Dimana :

S = kekuatan gesermaksimum (kg/cm2)

C = kohesi (kg/cm2)

σn = tegangan normal (kg/cm2)

ϕ  =sudut geser dalam (o)

Prinsip dasar dari pengujian ini adalah pemberian beban secara horizontal terhadap benda uji melalui cincin/kotak geser yang terdiri daridua bagian dan dibebani vetikal di pertengahan tingginya. Tegangan geser maksimum yang menyebabkan terjadinya keruntuhan disebut kuat geser tanah.

Selama pengujian pembacaan beban horizontal dilakukan pada intervalregangan tetap tertentu (strain controlled).

Diperlukan minimal tiga(3) buah benda uji yang identik pada umumnya, untuk melengkapi satu seri pengujian geser langsung.

Hal yang sangat menentukan parameter-parameter kuat geser yang diperoleh adalah prosedur pembebanan vertikal dan kecepatan regangan geser akibat proses pembebanan horizontal.

Dalam pelaksanaannya, pengujian geser langsung dapat dilaksaanakan dalam tiga cara :

1.      Consolidated drained test : pembebanan horizontal dalam pengujian inidilaksanakan dengan lambat, yang memungkinkan terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air pori bernilai tetap selama pengujian berlangsung, parameter c dan teta yang dieproleh digunakan untuk perhitungan stabilitas lereng.

2.      Consolidated Undrained Test : dalam pengujian ini sebelum digeser, benda uji yang dibebani vertikal (beban normal), dibiarkan dulu hingga proses kosolidasi selesai. Pembebanan horizontal dilakukan dengan cepat.

3.      Unconsolidated Undrained Test : pembebanan horizotal dalam pengujian ini dilakukan dengan cepat, sesaat setlah beban vertikal dikenakan pada benda uji. Melalui pengujian ini diperoleh parameter-parameter geser cu dan teta u.

Pada dasrnya pengujian geser langsung lebih sesuai untuk jenis pengujian consolidated drained test, oleh karena panjang pengaliran relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pengujian yang sama, pada pengujian tiaxial. 

Baca Juga disini Pengujian Pemadatan Tanah (Soil Compaction)

II.      Tujuan Pengujian

2.1         Praktikan dengan prosedur yang benar dapat melaksanakan pengujian geser langsung ( direct shear test)

2.2         Praktikan dapat melakukan perhitungan serta penggambaran grafik untuk menentukan parameter-parameter geser c dan teta.

III.   Peralatan

3.1         Mesin geser langsung, terdiri dari beberapa bagian yaitu :

a.         Alat penggeser horizontal, dilengkapi dengan cincin beban (proving ring), arloji deformasi vertikal, dan arloji regangan horizontal,.

b.         Kotak uji dilengkapi baut pengunci yang terbagi atas dua bagaian.

c.         Plat berpori 2 buah.

d.         Terdiri dari penggantung dan keping beban dalam Sistem pembebanan vertikal

3.2         alat pengeluar contoh.

3.3         Cetakan untuk membuat benda uji.

3.4         Pengukur waktu (stop watch).

3.5         Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

3.6         Peralatan untuk penentuan kadar air.

3.7         Peralatan untuk membuat benda uji buatan. 

IV.   Penyiapan Benda Uji

4.1         Berbentuk bujur sangkar benda uji yang digunakan

4.2         Benda uji mempunyai tebal minimum 1.25 cm, tapi tidak kurang dari 6 kali tebal diametr butir tanah maksimum.

4.3         Perbnadingan antara diametr/lebar terhadpa benda uji minimal 2:1

4.4         Untuk benda uji asli, contoh tanah yang digunakan harus cukup untuk membuat sebanyak minimal 3 buah bebnda uji yang identik. Perhatikan dalam penyiapan benda uji agar tidak terjadi kehilangan kadar air, dan agar struktur tanah asli tidak berubah, harus hati-hati dalam melakukan pencetakan benda uji (terutama pada jenis tanah dengan nilai kepekaan tinggi).

4.5         Untuk benda uji buatan (remoulded), contoh tanha yang digunakan diupayakan mempunyai kadar air dan berat isi tanah yang sesuai dengan yang dikehendaki. Tanah biasanya dicetak langsung ke dalam kotak geser dengan nilai kepadatan relatif yang dikehendaki, khususnya untuk tanah pasir lepas. Berbeda dengan jenis tanah yang lain, dipadatkan terlebih dahulu dalam cetakan sesuai prosedur percobaan pemadatan.

V.      Prosedur Pengujian

5.1         Timbang berat benda uji, ukur tinggi dan lebarnya

5.2         Benda uji yang ada dicetakan pindahkan ke dalam kotak geser dalam sel pengujian yang terkunci oleh kedua baut, dengan bagian bawah dan atas dipasang pelat/baut berpori.

5.3         Pasang penggantung beban vertikal guna membari beban normal pada benda uji. Atur pada posisi nol pembacaan di arloji deformasi vertikal. Timbang terlebih dahulu dan catat berat penggantung beban tersebut.

5.4         Pasang batang penggeser horizontal untuk memberi beban mendatar pada kotak penguji. Arloji regangan diatur dan arloji beban sehingga menunjukkan angka nol.

5.5         Pengujian awal beri beban normal sesuai dengan beban yang diperlukan. Perlu diperhatikan besar beban normal pertama (termasuk berat penggantung) yang diberikan, diusahakan agar menimbulkan tegangan pada benda uji minimal sebesar tegangan geostatik di lapangan hal ini sebagai pedoman. Pada pengujian consolidated drained/undrained, segera beri iar sampai diatas permukaan benda uji dan pertahankan selama pengujian.

5.6         Beban geser dapat segera diberikan setelah pemberian beban normal pada langkah (5.5) pengujian ini tanpa konsolidasi (unconsolidated). sedangkan pada pengujian dengan konsolidasi (consolidated), sebelum melakukan pergeseran, lakukan terlebh dahulu pencatatan proses konsolidasi tersebut pada waktu-waktu tertentu, dan tunggu sampai konsolidasi selesai. Gunakan cara taylor untuk untuk menetapkan waktu (t50), yaitu pada saat derajat konsolidasi U=50%.

5.7         Kecepatan pergeseran horizontal dapat ditentukan berdasarkan jenis pengujian.

5.8         Lepaskan baut pengunci, kemmudian pasangakan pada 2 lubang yang lain, berikan outaran secukupnya sehingga kotak geser atas bawah terpisah kurang lebih 0.5 mm.

5.9         Lakukan oergeseran sampai jarum pada rloji beban pada tiga pembacaan terakhir beturut-turut menunjukkan nilai konstan. Setiap 15 detik sampai terjadi keruntuhan baca arloji geser dan arloji beban.

5.10     Lepaskan benda uji ke mesin cari kadarair berat isi, dan lain sebagainya.

5.11     Untuk benda uji kedua, beri beban normal 2 kali beban normal yang pertama kemudian ulangi langkah-langkah (5.6 s.d 5.10)

5.12     Untuk benda uji ketiga beri beban normal 3 kali beban normal yang petama, kemudian ulangi langkah-langkah (5.6 s.d 5.10) 

VI.   Perhitungan dan Pelaporan

6.1         Hitung tegangan geser (terkalibrasi) τI , untuk setiap pergeseran horisontal ke i dari ketiga benda uji, dengan rumus dibawah ini:

rumus-tegangan-geser

Dimana :

τI   = tegangan geser untuk pergeseran horisontal ke-i (kg/cm2)

Pi = Gaya geser untuk pergeseran horisontal ke-i

A  = Luas bedang geser (cm2)

6.2         Sajikan grafik hubungan antara tegangan geser terhadap pergeseran horisontal untuk masing-masing tegangan normal. Dari grafik diperoleh tentukan nilai geser maksimum (τI )

6.3         Hitung tegangan normal (σn) yang dikenalkan pada masing-masing benda uji dengan rumus:

rumus-tegangan-normal

Dimana :

σni = tegangan normal dari benda uji ke- i

Wi = benda vertikal pada benda uji ke-i (termasuk berat penggantung)

A  = luas permukaan bidang geser

6.4         Sajikan grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser maksimum. Agar membentuk garis lurus yang memotong sumbu vertikal hubungkan ketiga titik yang diperoleh. Nilai kohesi (c) adalah jarak yang dihitung dari titik pototng tersebut sampai sumbu mendatar, dan sudut geser dalam (ϕ) adalah sudut kemiringan garis tersebut terhadap sumbu horisontal, yang meenuhi persamaan

S= c + σn tan ϕ (kg/cm2) 

VII.     Kesimpulan

Hail dari pengujian geser langsung ini dilakukan untuk menentukan nilai geser langsung tanah. nilai geser langsung tanah ini digunakan untuk merencanakan kestabilan lereng, merencanakan daya dukung pondasi dan sebagainya.

VIII.     Hasil

PENGUJIAN             :DIRECT SHEAR                                          Tgl Pengujian   :

LOKASI                     :                                                                       Dikerjakan      :

JENIS TANAH           :                                                                        Diperiksa       :


DIRECT SHEAR

SK.SNI.M. 108-1990-03

Gaya normal /

P1 = 5 kg

P2 = 10 kg

P3 = 15 kg

Tegangan normal

σ =

0.16

kg/cm2

σ =

0.32

kg/cm2

σ =

0.48

kg/cm2

Waktu

Pergeseran

Pembebanan

Gaya

Tegangan

Pembebanan

Gaya

Tegangan

Pembebanan

Gaya

Tegangan

Dial

geser

geser (t1)

Dial

geser

geser (t2)

Dial

geser

geser (t3)

15"

12.5

25

56.82

1.84

65

147.73

4.77

23

52.3

1.69

30"

25.0

32

72.73

2.35

79

179.55

5.80

25

56.8

1.84

45"

37.5

28

63.64

2.06

85

193.18

6.24

77

175.0

5.65

1'00"

50.0

29

65.91

2.13

80

181.82

5.87

86

195.5

6.31

1'15"

62.5

30

68.18

2.20

75

170.45

5.51

23

52.3

1.69

1'30"

75.0

31

70.45

2.28

74

168.18

5.43

43

97.7

3.16

1'45"

87.5

30

68.18

2.20

82

186.36

6.02

65

147.7

4.77

2'00"

100.0

32

72.73

2.35

91

206.82

6.68

90

204.5

6.61

2'15"

112.5

30

68.18

2.20

99

225.00

7.27

99

225.0

7.27

2'30"

125.0

35

79.55

2.57

109

247.73

8.00

110

250.0

8.07

2'45"

137.5

37

84.09

2.72

115

261.36

8.44

100

227.3

7.34

3'00"

150.0

38

86.36

2.79

121

275.00

8.88

130

295.5

9.54

3'15"

162.5

40

90.91

2.94

130

295.45

9.54

115

261.4

8.44

3'30"

175.0

39

88.64

2.86

135

306.82

9.91

135

306.8

9.91

3'45"

187.5

40

90.91

2.94

142

322.73

10.42

147

334.1

10.79

4'00"

200.0

43

97.73

3.16

150

340.91

11.01

156

354.5

11.45

4'15"

212.5

45

102.27

3.30

154

350.00

11.30

166

377.3

12.19

4'30"

225.0

48

109.09

3.52

157

356.82

11.53

173

393.2

12.70

4'45"

237.5

50

113.64

3.67

163

370.45

11.97

182

413.6

13.36

5'00"

250.0

52

118.18

3.82

165

375.00

12.11

196

445.5

14.39

5'15"

262.5

53

120.45

3.89

167

379.55

12.26

201

456.8

14.76

5'30"

275.0

55

125.00

4.04

171

388.64

12.55

201

456.8

14.76

5'45"

287.5

58

131.82

4.26

174

395.45

12.77

-

-

-

6'00"

300.0

62

140.91

4.55

177

402.27

12.99

-

-

-

6'15"

312.5

66

150.00

4.84

180

409.09

13.21

-

-

-

6'30"

325.0

70

159.09

5.14

182

413.64

13.36

-

-

-

6'45"

337.5

72

163.64

5.29

177

402.27

12.99

-

-

-

7'00"

350.0

72

163.64

5.29

173

393.18

12.70

-

-

-

7'15"

362.5

-

-

-

173

393.18

12.70

-

-

-

7'30"

375.0

-

-

-

173

393.18

12.70

-

-

-


Contoh

Diameter (cm)             

6.28

Tinggi (cm)                          

1.96

Luas                                   

30.96

Alat

Kalibrasi proving ring        

0.44

Hasil

c = 2,55 kg/cm2

Φ = 18°




grafik-pergeseran-horizontal
Grafik pergeseran horizontal

grafik-tegangan-normal
Grafik tegangan normal