Rabu, 15 Maret 2017

Evaluasi Pendidikan_Jenis Instrumen Evaluasi dan Bentuk-bentuk Test dalam Pembelajaran



MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah

Evaluasi Pendidikan

yang dibina oleh Bapak Tri Kuncoro



               Oleh

Agus Mujiono             NIM 140521602410



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Maret 2017



1.    Pendahuluan

1.1    Latar Belakang Masalah

       Menurut Ralph Tyler (1950) didalam Arikunto (2013: 3), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Perlunya evaluasi dalam pendidikan agar supaya seorang guru dapat mengukur sejauh mana kemampuan siswa yang dimiliki dalam mengikuti proses pembelajaran, melihat kemampuan siswa lebih cenderung ke hal apa sehingga proses pembelajaran bisa terkontrol keberhasilannya. Untuk dapat mengevaluasi hasil pendidikan perlu adanya instrument dalam evaluasi.
       Secara garis besar, instrument evaluasi yang digunakan digolongkan menjadi 2 macam, yaitu tes dan bukan tes (nontes). Tes dan nontes disebut juga sebagai teknik evaluasi (Arikunto, 2013: 39-40). Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswanya mampu mengerti dan memahami terhadap apa yang disampaikan oleh seorang pengajar, oleh karena itu instrumen evaluasi sangat penting untuk dilakukan, baik melalui evaluasi dengan tes ataupun secara non tes. Kemampuan siswa akan terlihat sebagaimana tes yang dilakukan, dengan mempertimbangkan pemberian tes yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Kemudian evaluasi dapat dikatakan baik jika tes yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
       Didalam suatu pembelajaran sudah barang tentu seorang pengajar memiliki bentuk tersendiri untuk menyusun sebuah evaluasi pembelajaran terhadap anak didiknya. Bentuk evaluasi ada tes dan nontes, tes meliputi tes diagnostic, tes formatif, tes sumatif dan yang nontes meliputi skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup (syarifah, 2013). Dari sekian banyaknya uraian dari bentuk-bentuk tes maka seorang pengajar harus pandai memilih beberapa uraian bentuk tes yang dilakukan, ataupun dapat juga dilakukan secara berkala dengan menggunakan masing-masing urian dari betuk-bentuk tes tersebut.


1.2    Rumusan Masalah

   Dari latar belakang yang sudah djelaskan diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Apa saja jenis instrument evaluasi dalam pembelajaran?
2.    Apa saja bentuk-bentuk tes dalam pembelajaran?

1.3    Tujuan

            Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.    Memaparkan jenis instrumen evaluasi dalam pembelajaran.
2.    Memaparkan bentuk-bentuk tes dalam pembelajaran.
           

2.    Pembahasan

2.1    Pengertian instrumen

            Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, factor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu (Disnawati, 2012).
Perlunya alat ukur evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengukur kemampuan belajar siswa, tingkat pemahaman dan penilaian proses mengajar guru. Dengan adanya instrumen pembelajaran diharapkan seorang pengajar mampu mengevaluasi anak didiknya dan juga mampu mengevaluasi untuk dirinya sendiri. Terlebih jika seorang pengajar belum berhasil dalam proses belajar mengajar, maka harus dia dapat mengubah cara ataupun metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

2.2    Pengertian evaluasi

            Menurut Zainul dan Nasution (2001) didalam Wulan (2001, 6) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pengambilan hasil suatu pembelajaran dengan cara mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dengan menggunakan berbagai bentuk tes.
Hasil evaluasi menggambarkan kegagalan dan keberhasilan dalam proses belajar mengajar, baik dari peserta didik maupun dari seorang pengajar. Pentingnya sebuah evaluasi diharapkan akan dapat dikembangkan dimana hal yang kurang baik akan menjadi baik demikian juga hal yang sudah baik agar supaya bertahan dan terlebih dapat ditingkatkan. Selanjutnya dapat diimplementasikan dipembelajaran selanjutnya agar kualitas pembelajaran semakin hari semakin baik.

2.3    Jenis evaluasi
            Menurut Arikunto (2013: 41), jenis evaluasi dibagi menjadi dua yaitu 1).teknik nontes: skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan 2).teknik tes: diagnotik, formatif, sumatif.
a.       Teknik nontes
Teknik nontes terbagi menjadi 6 yaitu:
1.      Skala bertingkat (rating scale) yaitu skala yang menggambarkan sebuah nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
2.      Kuisioner (quisionair) disebut juga dengan istilah angket. Kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang dapat diukur yang ditujukan terhadap responden, yang bertujuan untuk mengetahui data ataupun pendapat dari responden.
3.      Daftar cocok (check list) adalah deretan pertanyaan yang singkat dan hanya membutuhkan tanda (centang/silang/lingkaran/dll) dari responden untuk mengisinya ditempat yang sudah disediakan.
4.      Wawancara (interview) adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan sepihak karena hanya salah satu yang berhak tanya, responden hanya berhak untuk menjawab.
5.      Pengamatan (observasi) yaitu suatu teknik pengumpulkan data dengan cara pengamatan secara teliti dan dicatat secara sistematis.

b.      Teknik tes.
Teknik tes terbagi menjadi 3 yaitu:
1.      Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan peserta didik sehingga jika terdapat kelemahan segera dilakukukan penanganan.
2.      Tes formatif yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam pemahaman pembelajaran pada akhir pelajaran seperti halnya ulangan harian.
3.      Tes sumatif yaitu tes yang dilaksanakan diakhir semester berupa ujian umum untuk mengetahui sejauh mana kemapuan peserta didik terhadap pembelajaran.

2.4    Bentuk-bentuk tes

       Menurut Arikunto (2013: 177), bentuk-bentuk evaluasi dibagi menjadi dua yaitu 1). Tes subyektif, 2). Obyektif: tes benar-salah, tes pilihan ganda, menjodohkan, tes isian.
a.       Tes subyektif
Tes subyektif biasa dilakukan dengan menngunakan tes uraian, tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban berbentuk uraian ataupun penjelasan-penjelasan.
b.      Tes obyektif
Tes obyektif dibagi menjadi empat yaitu:
1.      Tes benar-salah (true-false) adalah suatu tes pernyataan yang ditujukan kepada peserta didik untuk menjawab tes dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar dan jika pernyataan itu salah maka huruf S yang dilingkari.
2.      Tes pilihan ganda (multiple choice test) adalah suatu pernyataan atau pergertian dan lain sebagainya yang belum  lengkap, peserta didik diminta untuk melengkapinya dengan pilihan yang sudah disediakan. Jawaban yang biasa digunakan adalah satu jawaban yang benar dan jawaban lain mengecoh.
3.      Menjodohkan (matching test) adalah tugas peserta didik memasangkan pertanyaan dengan kolom satu pertanyaan dan kolom dua berisi jawaban yang disusun secara acak, sehingga pertnayaan tersebut terjawab sesuai jawaban yang dipilih.
4.      Tes isian (completion test) adalah sebuah tes yang dilakukan dengan cara memberikan pernyataan yang kurang lengkap, sehingga peserta  didik diminta melengkapi pernyataan tersebut.


3.    Penutup

3.1    Simpulan

Berdasar uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa jenis instrumen yang dapat diterapkan dalam proses evaluasi pembelajaran, jenis instrumen tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan yang cocok untuk peserta didik agar mampu mengukur seberapa jauh kemampuan yang dimiliki.
            Berbagai bentuk tes dapat diambil beberapa untuk melakukan evaluasi hasil. Tes ini dapat dilaksanakan diakhir pekan atau diakhir semester, yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar yang telah diikuti oleh peserta didik.

3.2    Saran
            Sebaiknya harus semaksimal mungkin pelaksaan evaluasi dilakukan agar supaya proses pembelajaran memang benar-benar dilaksanakan dengan maksimal. Seorang pengajar harus telaten membuat dan melakukan evaluasi disetiap akhir pekannya. Sesuai dengan pembahasan diatas jika ditemukan atau terdiagnosis peserta didik yang bermasalah maka dapat diketahui dan dapat dengan cepat mendapatkan penanganan.


DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Disnawati, 2012. Pengertian Fungsi dan Jenis-jenis Instrumen Tes dalam Pendidika. (Online), (https://disnawati.wordpress.com/2012/03/06/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis-instrumen-tes-dalam-pendidikan-1/), diakses 3 Maret 2017
Syarifah, 2013. Resume buku Pai Prof. dr. Suharsimi Arikunto. (Online),
(https://zainzuhaili.wordpress.com/2013/06/25/resume-buku-evaluasi-pai-prof-dr-suharsimi-arikunto/), diakses 3 maret 2017
Wulan, Ana Ratna, 2001. Pengertian Asesmen. (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/pengertian_asesmen.pdf), diakses 4 maret 2017

Kamis, 02 Maret 2017

Bagian-bagian kayu, sifat kayu, rumus kadar air kayu, rumus penyusutan kayu


1.      Pengertian Kayu

Kayu merupakan bahan mentah dari alam yang belum diproses dijadikan sebuah produk sesuai kemajuan jaman dan teknologi.
2.      Bagian-bagian pohon
Bagian terpenting kayu adalah akar, batang, cabang, ranting, dan daun.
a.       Akar : Ada 2 macam akar yaitu akar serabut dan Tunggang, kedua akar tersebut terletak dibawah batang dididalam tanah.
b.      Batang : Bagian pangkal diatas akar sampai atas sebelum cabang.
c.       Cabang, ranting, dan daun : setiap jenis kayu bentuk cabang, ranting, dan daunnya berbeda-beda.

3.      Bagian-bagian kayu

a.       Kulit
b.      Kambium
c.       Kayu gobal
d.      Kayu teras
e.       Hati
f.        Lingkaran tahun
g.      Jari-jari

4.      Penggolongan kayu

a.       Pohon daun lebar
b.      Pohon daun jarum

5.      Sifat fisik kayu

a.       berat jenis
b.      keawetan kayu
c.       Warna kayu
d.      Higroskopik
e.       Tekstur
f.        Serat
g.      Bobot kayu
h.      Kekerasan
i.        Kesan raba
j.        Bau dan rasa
k.      Nilai dekoratif
l.        Sifat-sifat lain
·         Sifat pembakaran
·         Sifat kayu terhadap suara
-          Sikaf akustik
-          Sifat resonansi

6.      Sifat Mekanik Kayu

a.       Keteguhan Tarik
b.      Keteguhan tekan/kompresi
c.       Keteguhan geser
d.      Keteguhan lentur/lengkung
e.       Kekakuan
f.        Keuletan
g.      Kekerasan
h.      Keteguhan belah

Tabel Kekuatan Kayu Menurut Jenisnya
Kelas Kuat
Berat jenis kering Udara
Keteguhan Lentur mutlak (Kg/cm2)
Keteguhan Tekan (Kg/cm2)
I
> 0,90
> 1100
> 650
II
0,90 – 0.60
1100 – 725
650 – 425
III
0,60 – 0,40
725 – 500
425 – 300
IV
0,40 – 0,30
500 – 360
300 – 215
V
< 0,30
< 360
< 215

7.      Sifat kimia kayu

a.       Selulosa
b.      Lignin
c.       Hemiselulosa
d.      Zat ekstraktif
e.       Abu

8.      Kadar air kayu

kadar-air-kayu

kadar-air-kayu


9.      Penyusutan Kayu

penyusutan-kayu

Baca juga disini Pengujian Kayu

10.  Faktor-faktor perusak kayu
a.       Secara alam
b.      Dari luar
                                                              i.      Biologis
1.      Serangga
2.      Jamur
3.      Cacing laut
                                                            ii.      Non biologis
1.      Faktor fisik
2.      Faktor mekanik
3.      Factor kimia

11.  Cacat kayu

a.       Cacat mata kayu
                                                              i.      Mata kayu sehat
                                                            ii.      Mata kayu lepas
                                                          iii.      Mata kayu busuk
b.      Retak-retak kayu
c.       Pecah busur dan pecah gelang
d.      Hati rapuh
e.       Arah serat
f.        Jamur penyerang kayu
                                                              i.      Jamur pembusuk kayu
                                                            ii.      Jamur pelapuk kayu
                                                          iii.      Jamur penyebab noda kayu
g.      Serangga kayu
h.      Lubang gerek dan lubang cacing laut
12.  Pengeringan kayu
a.       Pengeringan alam-uadara
b.      Pengeringan buatan (Kiln Dry)

13.  Pengawetan kayu

a.       Bahan pengawet kayu
                                                              i.      Arsen (As)
                                                            ii.      Tembaga (Cu)
                                                          iii.      Seng (Zn)
                                                          iv.      Flour (F)
                                                            v.      Krom (Cr), dll.

Rujukan
J.F. Dumanauw, Mengenal Kayu, Kanisus, 2001.