Pengujian Batas Susut (Shrinkage Limit) AASTHO T-92-68
I.
PENDAHULUAN
Tanah berbutir halus mengandung lempung
sangat berpengaruh terhadap perubahan kandungan air. Batas susut adalah
nilai kadar air tanah dalam keadaan semi padat dan padat.
Dengan mengetahui nilai batas susut, maka dapat digunakan untuk menentukan sifat-sifat dari tanah.
II. TUJUAN
PENELITIAN
2.1 Dapat melakukan pengujian batas susut dengan kesesuaian prosedur
secara tepat dan benar
2.2 Dapat menentukan kadar air pada batas semi padat hingga keadaan padat.
III. PERALATAN
3.1 Porong plate
a. Cawan porselin
b. Monel dish
c. Cristalizing dish : dish (diameter
5cm)
d. Overflow dish (diameter 9cm)
3.2 Spatula
3.3 Plat kaca
a. Plat kaca tanpa jarum
b. Plat kaca yang mempunyai tiga
jarum/kaki (porong plate)
3.4 Gelas ukur
3.5 Timbangan
3.6 Air raksa
3.7 Oven.
IV. PROSEDUR PENGUJIAN
4.1 Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 40
sebanyak 30 gram. Letakkan tanah tersebut dalam porselin dish, sedikit
demi sedikit tambahkan air suling untuk mengisi pori-pori tanah. Saat pengujian batas cair,
untuk memudahkan pengadukan, jumlah air yang dibutuhkan sampai mencapai konsistensi kira-kira sedikit lebih
tinggi diatas penambahan air.
4.2
Olesi bagian dalam monel dish dengan vaseline/grease secara merata untuk
mencegah lekatan beda uji dengan monel dish.
4.3 Isi 1/3 bagian dish dengan pasta tanah yang
telah disiapkan lalu pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta
tanah mengisi rongga monel dish secara merata dan memadat. Lakukan seperti diatas untuk lapisan berikutnya hingga penuh terhadap pasta tanah yang mengisi monel dish dan padat sampai tidak ada gelembung-gelembung udara yang
terperangkap.
4.4 Ratakan permukaan benda uji yang mengisi menol
dish dengan sepatula
4.5 Timbang monel dish dan benda uji basah,
setelah itu keringkan
di udara dengan temperatur ruang kemudian akan tampak perubahan warna dari warna gelap ke
warna terang. Kemudian masukkan ke dalam oven dengan temperatur konstan, yaitu
110 ˚ ± 5˚ C (230±9˚F) selama 24 jam
4.6 cara
menentukan volume
benda uji basah sebagai berikut:
a. Tentukan berat monel dish kosong
b. Letakkan menol dish di atas cristalizing
dish, isi menol dish dengan air rasa sampai meluap, tekan permuka pada menol
dish dengan plat kaca agar air raksa dapat mengisi seluruh volume menol dish.
c. Tentukan volume monel dish dengan menentukan
berat air raksa yang terdapat pada monel dish, volume monel disk merupakan
volume benda uji basar (V)
4.7 Cara menentukan volume benda uji kering sebagai berikut:
a. Tentukan
berat crislizing dish pada keadaan kosong.
b. Ulangi
langkah prosedur 4.6 buang air raksa yang melimpah pada clistalizing dish
c. Masukkan
benda yang sudah kering ke dalam monel dish yang berisi air tekan dengan
menggunakan prong plate sampai benda uji tenggelam dan nampak benda uji
tertutup seluruhknya oleh air raksa.
d. Catat berat air raksa yang melimpah pada crislizing dish , berat ini menunjukkan volume benda uji basah (Vo).
V. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
5.1 Gunakanlah metode pengujian kadar air untuk menentukan kadar air benda uji
5.2
Tentukan volume benda uji basar maupun kering dengan cara sebagai berikut:
Dimana:
SL = Batas susut
W = Kadar air benda uji
W0 = Berat benda uji kering
W = Berat benda uji basah
V0 = Volume benda uji kering
VI .HASIL PERCOBAAN
Berat
Cristalizing dish (kecil) |
22.77
gr |
Berat
Overflow dish (besar) |
42.29
gr |
Berat
cawan |
10.14
gr |
Berat
jenis raksa |
13.6
gr/cm3 |
Berat
cawan + tanah basah(m1) |
34,74
gr |
Berat
cawan + tanah dioven (m2) |
28,33
gr |
Perhitungan:
Berat
Overflow dish + berat raksa tumpah
=235.53gr
Berat raksa =235.53-42.29 =211.24gr
Berat cawan + berat
raksa tumpah =230,27 gr
Berat raksa = 230,27-10,14 =220,13 gr
Batas Susut (SL)
VII. PERAWATAN
1.1 Bersihkan peralatan segera setelah pengujian selesai.
1.2 spatula, tin box, dan sendok pengaduk agar tidak berkarat maka perlu dilakukan
perawatan yaitu dengan cara dikeringkan terlebih dahulu
VIII. REFERENSI
1.1 ASTM D 2216-80
1.2 British Standart BS 1377 -1975
1.3 Bowles, J.E., Engineering
Properties of Soils and Their Measurement Experiment No. 3.
1.4 Head, K. H., ”Manual of Soil Laboratory Testing” Vol. 1 Section 2.5