1. Pendahuluan
Mengetahui
hal tersebut, diadakanlah suatu pengujian bahan agar kita dapat mengetahui
kondisi yang bagaimanakah bahan bangunan yang bermutu standar itu dan bagaimana
cara mengolah bahan bangunan yang baik agar dapat menghasilkan bangunan yang
kokoh. Dalam pengujian kami, kami mendapatkan agregat kasar sebagai bahan uji.
Uji yang kami lakukan meliputi uji kelembaban batu pecah, uji berat jenis batu
pecah, uji air resapan pada batu pecah, uji berat volume batu pecah, uji
kebersihan batu pecah terhadap lumpur, dan uji analisa saringan batu pecah.
Hasilnya akan dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan pada laporan ini.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
2. Pengujian
- Uji Kelembaban batu pecah
a. Tujuan
Untuk mengetahui kelembaban batu pecah (agregat kasar) yang
akan digunakan dalam campuran beton
b. Peralatan
ü Timbangan analisa 260 gram
ü Alat Penggoreng, meliputi
-
kompor
-
wajan
ü Silinder
c. Bahan
ü Batu pecah dalam kondisi asli
d. Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang berat silinder
2. Timbang batu pecah dalam keadaan asli sebanyak 330 gram (timbang
bersama silinder)
3. Masukkan batu pecah ke dalam wajan
penggorengan, goreng selama 15 menit dengan kompor.
4. Keluarkan batu pecah dari wajan,
biarkan sampai dingin setelah itu ditimbang beratnya.
e.
Data Percobaan
Kelembaban
Batu Pecah
(ASTM
566-89)
Percobaan
|
1 |
Berat silinder |
155,7 gram |
Berat batu pecah + silinder |
485,7 gram |
Berat batu pecah asli (W1) |
485,7 – 155,7 = 330 gram |
Berat batu pecah kering +
silinder |
485,5 gram |
Berat batu pecah kering
(W2) |
485,5 – 155,7 = 329,8 gram |
Kelembaban batu pecah =
(W1-W2)/W1 x 100 % |
329,8-330 = 0,06 % |
f.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas
diperoleh kelembaban batu pecah = 0.06 %
g.
Gambar
- Uji Berat Jenis Batu Pecah
a. Tujuan
Untuk mengetahui berapa besar berat jenis yang dimiliki agregat kasar (batu
pecah)
b. Peralatan
ü Timbangan
25 kg
ü Keranjang
kawat
ü Kain
lap
c. Bahan
ü Batu
pecah dalam keadaan SSD
d. Prosedur
Pelaksanaan
1. Timbang
keranjang terlebih dahulu.
2. Timbang
batu pecah beserta keranjang sehingga beratnya mencapai 1000 gram (1 kg)
3. Keranjang berisi batu pecah dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air (posisinya berada di bawah timbangan), lalu timbang beratnya dalam air (keranjang dan batu pecah).
e. Data
Percobaan
Berat Jenis Batu Pecah
(ASTM C 127-88-93)
Percobaan |
1 |
Berat keranjang |
442 gram |
Berat batu pecah di udara + silinder |
1000 gram |
Berat batu pecah di udara (W1) |
1000-442 = 558 gram |
Berat batu pecah di air + silinder |
952 gram |
Berat batu pecah di air (W2) |
952 – 442 = 510 gram |
Berat Jenis = W1/(W1-W2) |
558/(558-510) = 11,63 gr/cm3 |
f.
Kesimpulan
Jadi, berat jenis batu pecah yang diuji adalah 11,63
gr/cm3
g. Gambar
- Uji Air Resapan pada Batu Pecah
a. Tujuan
Menentukan kadar air resapan pada agregat kasar
b. Peralatan
ü Timbangan
260 gram
ü Alat
penggorengan, meliputi :
-
Wajan
-
Kompor
c. Bahan
ü Batu
pecah dalam kondisi SSD
d. Prosedur
Pelaksanaan
1. Timbang
berat silinder terlebih dahulu
2. Kemudian
timbanglah batu pecah keadaan SSD sebanyak 540 gram
3. Masukkan
batu pecah ke dalam wajan penggorengan, goreng sehingga berat kerikil yang telah digoreng menjadi
stabil.
4. Batu
pecah kering yang beratnya telah stabil
kemudian dikeluarkan dari wajan penggorengan, biarkan
dingin kemudian timbang lagi beratnya.
e. Data Percobaan
Air Resapan pada Batu
Pecah
(ASTM C 127-88 Reapp 93)
Percobaan |
1 |
Berat Silinder |
204,8 gram |
Berat silinder + batu pecah SSD |
744,8 gram |
Berat batu pecah SSD (W1) |
744,8-204,8 = 540 gram |
Berat silinder + batu pecah kering |
742 gram |
Berat batu pecah kering (W2) |
742 – 204,8 = 537,2 gram |
Kadar air resapan (W1-W2)/W2 x 100% |
540-537,2/537,2 x 100% = 0,52% |
f.
Kesimpulan
Jadi, kadar air resapan rata-rata pada batu pecah yang
diuji = 0,52%
g. Gambar
- Uji Berat Volume Batu Pecah
a.
Tujuan
Menentukan berat volume batu pecah baik dalam keadaan
lepas atau padat.
b.
Peralatan
ü
Timbangan
ü
Silnder
ü
Alat
perojok
c.
Bahan
ü
Batu
pecah dalam keadaan SSD
d.
Prosedur
Pelaksanaan
a.
Tanpa
Rojokan
1.
Silinder
dalam keadaan kosong ditimbang.
2.
Isi
silinder dengan batu pecah sampai penuh dan angkat setinggi 1cm.
3.
Silinter
dijatuhkan ke lantai sebanyak tiga kali dan permukaannya diratakan,
setelah itu timbang beratnya.
b.
Dengan
Rojokan
1.
Timbang
silinder dalam keadaan bersih dan kosong.
2.
Silinder
diisi batu pecah sepertiga bagian dan dirojok 25 kali. Demikian hingga penuh
dan setiap sepertiga bagian dirojok 25 kali.
3.
Ratakan
permukaan batu pecah dan beratnya ditimbang.
e. Data Hasil Percobaan
Berat
Volume Batu Pecah
(ASTM C29-91)
JENIS PERCOBAAN |
Dengan Rojokan |
Tanpa Rojokan |
Berat Silinder (W1) |
299,4 gram |
299,4 gram |
Berat Silinder + Batu Pecah (W2) |
1750 gram |
1370 gram |
Berat Batu Pecah (W2-W1) |
1750-299,4 = 1450,6 gram |
1370-299,4 = 1070,6 gram |
Volume silinder |
1044,835 gram |
1044,835 gram |
Berat Volume = (W2-W1)/V |
1450,6/1044,835 = 1,39 gr/cm3 |
1070,6/1044,835 = 1,03 gr/cm3 |
f.
Kesimpulan
Jadi, berat volume batu pecah yang diuji dengan cara
dirojok 1,39 gr/cm3
Jadi, berat volume batu pecah yang diuji dengan cara tanpa
dirojok 1,03 gr/cm
g. Gambar
- Uji Kebersihan Batu Pecah Terhadap Lumpur
a.
Tujuan
Mengetahui kadar lumpur agregat kasar (batu pecah)
b.
Peralatan
ü
Timabangan
analisa (260gr)
ü
Alat
penggorengan, meliputi kombor dan wajan.
c.
Bahan
ü
Batu
pecah
d.
Prosedur
Pelaksanaan
1.
Timbang
berat silinder dalam keadaan bersih dan kosong
2.
Masukkan
batu pecah ke dalam silinder secukupnya, kemudian timbang beratnya
3.
Kemudian
batu pecah dicuci dengan cara diberi air dan diaduk-aduk hingga air cucian
bersih atau tampak bening
4.
Batu
yang telah bersih kemudian digoreng diatas wajan dengan menggunakan kompor. Goreng
sampai berat batu kerikil kering menjadi stabil.
5.
Setelah
batu pecah kering dan beratnya stabil, biarkan dingin kemudian timbang beratnya
e.
Data
Hasil Percobaan
Kebersihan
Batu Pecah Terhadap Lumpur
dengan Cara Pencucian
Percobaan Nomor |
1 |
Berat Silinder |
299,4 gram |
Berat Silinder + Berat Batu Pecah SSD sebelum dicuci |
465,6 gram |
Berat batu pecah SSD (W1) |
166,2 gram |
Berat Silinder + Berat Batu Pecah kering setelah dicuci |
455 gram |
Berat Batu Pecah Kering bersih (W2) |
455-299,4 gr = 155,6 gram |
Kadar Lumpur = (W1-W2) / W2 x
100% |
(166,2-155,6)/155,6 = 6,8 % |
f.
Kesimpulan
Jadi dari hasil percobaan diatas diperoleh kadar lumpur
batu pecah 6,8 %
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa batu pecah
tersebut harus dicuci terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai campuran beton.
g. Gambar
- Uji Analisa Saringan Batu Pecah
a.
Tujuan
Menentukan sisi ukuran butir/gradasi batu pecah
b.
Peralatan
1.
Timbangan
25 kg
2.
1
set ayakan ASTM dengan diameter
c.
Bahan
1.
Batu
pecah dalam keadaan kering goreng 2 kg
d.
Prosedur
pelaksanaan
1.
Masukkan
batu pecah kedalam ayakan yang telah disusun dari ayakan yang paling besar
(diatas) sampai ayakan yang paling kecil (paling bawah)
2.
Kemudian
diguncang-guncang selama kurang lebih 10 menit
3.
Timbang
batu pecah yang tertinggal pada masing-masing ayakan
4.
Mengontrol
berat total = 2 kg
5. Gambarlah hasil presentase saringan pada grafik
e.
Data Hasil Percobaan
Uji Gradasi Batu Pecah
No. Ayakan (mm) |
Diameter ayakan (mm) |
Berat ayakan |
Berat tertahan (g) |
% berat tertahan |
% kumulatif tertahan |
% Kumulatif Tembus |
1 ½ |
38 .1 |
670 .5 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
25 .4 |
634 |
404 |
18.17 |
18.17 |
81.83 |
¾ |
19 |
575 .8 |
609.2 |
27.40 |
45.57 |
54.43 |
½ |
12 .7 |
582 |
658 |
29.59 |
75.16 |
24.84 |
3\8 |
9 .5 |
538 |
314 |
14.12 |
89.28 |
10.72 |
Pan |
0 .00 |
457 |
238 |
10.70 |
99.99 |
0.01 |
Total |
|
|
2223.5 |
|
328.17 |
171.83 |
f.
Kesimpulan
Jadi, Modulus Halus Butir dari kerikil adalah 3,2817
g. Gambar