METODE KURSUS FACE TO FACE (FTF) SEBAGAI PELATIHAN PENGUASAAN SOFTWARE AUTOCAD UNTUK MAHASISWA BARU TEKNIK SIPIL YANG CEPAT DAN MUDAH
MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuwan
yang dibina oleh Ibu Ruli Andayani
Oleh
Agus Mujiono
140521602410
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
SIPIL
PROGRAM STUDI
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
April 2015
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AutoCAD adalah perangkat lunak computer CAD (Computer Aided Desain) untuk menggambar
dua dimensi dan tiga dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Secara keseluruhan, produk AutoCAD adalah Software CAD
yang paling banyak digunakan di dunia. AutoCAD digunakan oleh insinyur sipil, land developers,
arsitektur, desain interior dan lain-lain. Format data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih tidak
popular, format data yang tidak dipertukarkan (Interchange File Format) DXF, secara defacto menjadi standar data
CAD (Wikipedia.com, 6 Agustus 2014).
Pada kondisi saat ini
teknik sipil menjadi jurusan yang banyak diminati oleh kalangan SMA yang
dilihat dari sudut pandang anak SMA bahwa jurusan teknik sipil akan menjadi
prospek jurusan yang menjamin sukses di dunia kerja. Pada saat ini, peminat
pendidikan teknik sipil lebih banyak kalangan pelajar dari lulusan SMA yang
mayoritas anak SMA tidak mengenal ilmu teknik yang mempelajari ilmu ketekniksipilan.
Oleh karena itu banyak permasalahan yang terjadi karena belum mengenal ilmu
teknik sipil tersebut. Akibat belum pernah mempelajari ilmu teknik, meskipun dari
segi matakuliah lain lebih menguasai, tetapi dalam menggambar teknik yang
menggunakan Software Autocad khususnya, anak SMA sangat awam dan bahkan anak
SMA baru mendengar nama Software
tersebut setelah masuk menjadi mahasiswa teknik sipil.
Karena belum dipahami dan
dikuasainya Software Autocad perkuliahan
menjadi terhambat, terutama dari segi waktu akan banyak tersita untuk belajar
dan latihan. Namun apabila semuanya sudah menguasai, sudah dapat dipastikan
proses pembelajaran akan lebih cepat dengan hasil yang maksimal. Padahal di
dalam matakuliah menggambar teknik, mahasiswa baru dituntut untuk bisa menguasai Software Autocad sebagai penunjang
pembelajaran yang maksimal. Namun mahasiswa tidak seluruhnya mampu menguasainya
sehingga dibutuhkan sarana untuk penunjang sistem pembelajaran yang maksimal.
Selain itu karena faktor terbatasnya sarana pelatihan yang mengakibatkan banyaknya
mahasiswa yang belum bisa menggunakan Software
tersebut sehingga mahasiswa sangat memerlukan sarana pelatihan yang mudah dan
cepat dalam penguasaan Software Autocad.
Sampai saat ini belum bisa diterapkannya sebuah metode kursus yang ekonomis, efektif dan efisien yang dapat memberikan
pembelajaran penguasaan Software Autocad.
Oleh karena itu, dari permasalahan yang muncul di kalangan mahasiswa baru tersebut diperlukakan suatu metode
kursus FTF sebagai solusi penguasaan Software Autocad pada mahasiswa baru
teknik sipil.
Menurut penelitian Soma (2014:2), permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran standar kompetensi menggambar dengan perangkat
lunak pada jurusan teknik bangunan, kurangnya bahan ajar sehingga pencapaian
tujuan pembelajaran belum memenuhi harapan. Solusi yang dilakukan yaitu
pengembangan bahan ajar menggambar perangkat lunak dengan bantuan program
aplikasi AutoCAD. Kemudian solusi yang
bisa diambil dari kutipan di atas yaitu dengan metode kursus FTF sebagai solusi
penguasaan Software Autocad pada
mahasiswa baru teknik sipil.
Hasil dari pengadaan
kursus pembelajaran AutoCAD diharapkan
dapat memberikan pengetahuan menggunakan Software
Autocad secara mandiri. Metode kursus FTF ini dapat dijadikan fasilitas
untuk pembelajaran dan pengembangan penguasaan Software Autocad. Dengan demikian mahasiswa mampu menggunakan Software Autocad secara mandiri sesuai
dengan kegunaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
makalah ini dijabarkan sebagai berikut.
a.
Bagaimana
teknik pembimbingan dengan metode kursus Face
to Face (FTF)?
b.
Bagaimana
pelaksanaan metode kursus Face to Face
(FTF)?
c.
Bagaimana
efektifitas penerapan metode kursus Face to Face (FTF)?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini dijabarkan sebagai berikut.
a.
Mendeskripsikan
teknik pembimbingan dengan metode kursus
Face to Face (FTF).
b.
Mendeskripsikan
pelaksanaan metode kursus Face to Face
(FTF).
c.
Mendeskripsikan
efektivitas penerapan metode kursus Face
to Face (FTF).
2. Pembahasan
Menggambar adalah kegiatan-kegiatan
membentuk gambar, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Perangkat
lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital,
dokumentasi, dan berbagai informasi yang dapat dibaca dan ditulis oleh
computer. Program aplikasi yang digunakan adalah AutoCad, AutoCad adalah
perangkat lunak computer CAD (Computer
Aided Desain) untuk menggambar dua dimensi dan tiga dimensi yang
dikembangkan oleh Autodesk. Secara
keseluruhan, produk AutoCad adalah Software CAD yang paling banyak digunakan
di dunia. AutoCad merupakan salah
satu software yang siap pakai dan
merupakan kelompok perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola grafis. Seiring
dengan kemajuan zaman, teknologi semakin berkembang salah satunya yaitu AutoCad dari semula menggambar manual
menjadi menggambar dengan CAD, dari kecanggihan tersebut banyak mahasiswa
teknik sipil yang belum bisa menggunakan Software
AutoCad.
Permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak pada mahasiswa
baru teknik sipil adalah kurangnya pembelajaran yang intensif dari dirinya
sendiri karena sibuknya tugas matakuliah lain, selain itu kurangnya pembelajaran
extra yang memberikan wawasan teknik menggambar. Sehingga perlu dilakukan
tindakan yang nyata berupa pemberian kursus intensif yang diharapkan mampu
menunjang mahasiswa memdapatkan kemampuan untuk menggambar. Karena permasalahan
yang terjadi mejadikan akibat buruk pada mahasiswa teknik sipil, maka diperlukan
sebah solusi yaitu dengan metode kursus FTF (Face to Face) sebagai solusi
penguasaan Software Autocad pada
mahasiswa baru teknik sipil. Metode kursus
FTF memiliki beberapa teknik bagaimana cara penyampaian materi yang
sekiranya mampu memberikan ilmu yang bermanfaat kepada mahasiswa baru teknik
sipil.
2.1 Teknik Pembimbingan
Teknik pembimbingan dapat
dilakukan dengan teknik penyampaian
teori, secara praktik dapat dilukiskan sebagai seni memindahkan informasi
berasal dari buku ke catatan mahasiswa. Kenyataannya dalam penyampaian materi dilakukan
dengan penyampaian secara lisan dapat pula mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan secara efektif. Belajar
teori dapat dikatakan belajar suatu sistem menyeluruh dengan kemampuan yang
dimilikinya, diharapkan mahasiswa mampu menyesuaikan diri dan mengerti terhadap
apa yang telah disampaikan. Pada saat ini mahasiswa belajar dengan memperoleh
dan mengelola pengetahuan, dengan proses belajar seperti ini kemungkinan tidak
dapat meghasilkan perubahan secara cepat dan nyata. Proses tersebut sering kali
dijadikan pondasi yang kuat untuk peningkatan perubahan tertentu.
Konsep pembelajaran yang
aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu
setrategi yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Aktif dalam
setrategi ini adalah memosisikan pengajar sebagai orang yang menciptakan
suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara
mahasiswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Dalam proses pembelajaran
yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara mahasiswa dengan
mahasiswa, mahasiswa dengan pengajar atau mahasiswa dengan sumber belajar yang
lainnya. Dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, mahasiswa tidak
terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban
belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Dengan setrategi pembelajaran
yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka
miliki, sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajarnya.
Dahulu dikenal Konsep
Belajar Siswa aktif (CBSA). Konsep tersebut merupakan salah satu penerapan dari
model pendekatan ini. Secara harfiah, CBSA dapat diartikan sebagai suatu sistem
belajar dan mengajar yang menekankan keaktifan peserta secara fisik, mental,
instektual, dan emosional. Tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang
berbentuk perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam penerapan prinsip
pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar dalam penerapan di lapanagan dapat dihindarkan hal-hal yang
akan mengganggu efektivitas dan efisiensi dari upaya pencapaian tujuan
pembelajaran prinsip-prinsip utama tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
a)
Mendesain
pembelajaran yang dapat membuat mahasiswa aktif sepenuhnya dalam proses
belajar. Keaktifan fisik, mental, dan emosional dapat diupayakan dengan
melibatkan sebanyak mungkin indera mahasiswa. Makin banyak keterlibatan indera
itu dalam proses belajar, semakin maksimal keaktifan mahasiswa.
b)
Membebaskan
mahasiswa dari ketergantungan yang berlebihan pada pengajar. Cara belajar DCCH
(Duduk, Dengar, Catat, Hafal) mengakibatkan mahasiswa dalam belajar selalu
dibawah arahan pengajar atau dengan kata lain tanpa pengajar tidak punya
inisiatif sendiri.
c)
Menilai
hasil belajar dengan cara berikut, yaitu bahwa setiap pembelajaran syarat
dengan berbagai macam kegiatan belajar, maka prestasi peserta didik tergambar
pada kegiatan belajarnya.
2.1.1
Prinsip Mengaktifkan Mahasiswa Dalam Dimensi Teknik Pembimbingan Pembelajaran
a)
Penentuan
tujuan dan isi pembelajaran
prinsip ini menuntut agar
dalam mengembangkan program pembelajaran hendaknya dilakukan penyesuaian
antartujuan dari isi pembelajaran dengan karakteristik mahasiswa, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan minat, dan kemampuan mahasiswa.
b)
Pengembangan
konsep dan aktifitas
Prinsip ini mempersyarakatkan
agar program mampu menyajikan alternatif kegiatan yang mengarah pada
pengembangan konsep aktifitas belajar mahasiswa.
c)
Pemilihan
dan penggunaan berbagai metode
prinsip ini menuntut agar
pengajar mampu memilih dua sekaligus mampu menggunakan berbagai strategi dan
metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat
membelajarkan mahasiswa mahasiswa aktif.
d)
Penentuan
metode
prinsis ini
mempersyaratkan agar dalam proses pembelajaran diberikan alternatif metode atau
media yang dapat dipilah secara luwes. Dengan pengembangan program hendaknya
mampu memilih metode sebagai alternatif kesetaraan.
e)
Komunikasi
yang bersahabat antara pengajar dan
mahasiswa
prinsip ini
mempersyaratkan agar dalam situasi belajar dapat dibangun hubungan dan peserta
yang setara. komunikasi yang bersahabat antara pengajar dan mahasiswa akan
melancarkan jalannya proses belajar mengajar sehingga akan meningkatkan
keaktifan mahasiwa.
f)
Kegairahan
dan kegembiraan dalam belajar
Prinsip ini mempersyaratkan
berkembangnya situasi belajar mengajar sehingga akan meningkatkan kegairahan
dan kegembiraan belajar. Hal ini akan terjadi apabila aktifitas belajar dan isi
materi sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
Dengan banyak prinsip
yang telah dipaparkan dapat diterapkan pengembangan teknik pembimbingan yang dapat membangkitkan
semangat peserta. Selain teknik pembimbingan yang perlu disiapkan adanya sarana
yang memadai sebagai pendukung terlaksananya sebuah kegiatan. Sebagai penunjang
dibutuhkan komputer dan perangkat lunak dan masing-masing mahasiswa harus
memegang satu perangkat yang memungkin mahasiswa menjadi aktif. Untuk
penguasaan lebih cepat penguasaan Software
AutoCAD dilakukan pembelajaran yang intensif.
Suasana yang mestinya
tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana mahasiswa yang belajar
benar-benar berperan aktif dalam belajar. Keberhasilan pencapaian kompetensi
satu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek, salah satu aspek yang
sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran. Mahasiswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibat
tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi sangat rendah. Disamping itu media
jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan
kurang bermakna. Akibatnya bagi mahasiswa melakukan pembelajaran tidak lebih
hanya menggugurkan tugas atau kewajiban. Asal tugasnya sebagai mahasiswa dalam melakukan perintah
yang terjadwal sesuai dengan waktu yang telah dilaksanakan tanpa peduli yang
telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak.
2.2 Metode Pembimbingan
Ada tiga tahapan yang harus
dilalui dalam metode pembimbingan yaitu tahap pertama pendahuluan yang berisi
kegiatan membuka pembelajaran, kedua pelaksanaan yang berisi kegiatan
penyampaian materi dan yang ketiga penutup yang berisi kegiatan perangkuman,
evaluasi dan tindak lanjut. Dari ketiga tahapan tadi yang akan dibahas lebih
dalam adalah tentang kegitan penyampaian materi. Penyampaian materi akan
maksimal jika ada respon dari mahasiswa baik yang benar maupun yang salah,
sebagai usaha untuk belajar. Memberikan
apresiasi berupa perkataan yang memuji untuk penguatan terhadap respon yang
tepat dari mahasiswa. Setiap kesempatan dapat digunakan untuk mendorong
mahasiswa yang telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan bukan hanya yang
berhasil. Hal ini dapat dilakukan dengan singkat dan sering.
Memberikan tugas yang
memberikan peluang memperoleh keberhasilan. Pemberian tugas sangat penting
tetapi pembimbing harus membantu mahasiswanya untuk menempatkan tugasnya dalam
perspektif yang seharusnya. Tugas yang
diberikan seharusnya sesuai dengan apa yang mereka pelajari dan yang harus
dihindari pengajar yaitu tidak membuat mahasiswa menganggur karena tugasnya
terlalu sulit atau tugas tersebut telah selesai dikerjakan. Jika tugas yang
diberikan dikerjakan diluar jam materi maka, maka berikanlah tugas yang
menantang utuk dapat diselesaikannya. Berikan tugas yang menarik dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang ada dilingkungan. Pemberian tugas seperti ini,
disamping menambah wawasan juga memberi nilai tambah tentang bagaimana mahasiswa
dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan.
Tak kalah pentingnya
adalah yang dilakukan pengajar adalah dengan pemberian tugas dengan pembicaraan
tugas yang akan dikerjakan, jenis tugas yang akan dijalani, dan kapan akan
dikumpulkan. Perlu juga dijelaskan hal-hal yang ingin diketahui pengajar dari
tugas mahasiswa, dan dismpaikan bahwa tugas yang dikerjakan akan membantu dalam
mempersiapkan menempuh ujian. Dengan demikian mahasiswa dengan senang hati mengerjakannya,
karena telah diketahui bahwa semua tugas akan menuntun mereka memperoleh
keberhasilan.
Menyampaikan tujuan
materi yang akan disampaikan sehingga sejak awal sudah memahami. Hendaknya
selalu dijelaskan kepada mahasiswa tujuan seluruh pembelajaran, dengan demikian
dapat mengarahkan perhatian mahasiswa. Mahasiswa dapat mengetahui sebelumnya
materi yang akan dibahas serta manfat mempelajarinya. Dapat dikatakan pada
mahasiswa pada akhir pembelajaran harus dapat mengerjakan sendiri . Dengan
demikian mahasiswa memahami apa yang harus dikerjakannya, kebalikannya jika hal
itu tidak dilakukan akan mengurangi efektivitas pembelajaran. Mendeteksi apa
yang telah diketahui mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak merasa bosan. Pengajar
harus dapat menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan metode yang
akan diajarkan. Hal ini merupakan syarat penting untuk dapat menggerakkan
proses pembelajaran, menghubungkannya dengan cara mengingatkan kembali apa yang
telah didapatkan sebelumnya. Memberikan kesempatan kedua mahasiswa untuk dapat
terlibat aktif. Mengendalikan perilaku siswa dalam berlangsungnya kegiatan.
Perilaku mahasiswa yang kurang menyenangkan terjadi karena program pembelajaran
yang kurang menarik perhatian sehingga menimbulkan masalah kedisiplinan. Aturan
yang harus dipegang pengajar adalah melaksanakan kedisiplinan. Jika aturan
telah disepakati dilanggar oleh mahasiswa, maka berilah sanksi sesuai dengan
kesalahan yang telah dilakukan.
Program pembelajaran
diberikan alternatif metode dan media yang dapat dipilih secara serasi, dengan
maksud pengembangan program hendaknya mampu memilih metode atau media sebagai
alternatif memlilih kesamaan. Model pengajarannya Face to Face (FTF), memberikan kemudahan pengajar karena mahasiswa
aktif untuk menjadikan sistem pembelajaran efektif dan mudah difahami.
2.3 Efektifitas Penerapan Metode Kursus Face To Face (FTF)
Pembelajaran dianggap
efektif apabila skor yang dicapai mahasiswa memenuhi batas minimal kompetensi
yang telah dirumuskan. Rumusan kompetensi dirumuskan bukan saja dalam tartan
teoritis saja tetapi harus terimplikasi dalam kehidupannya. Pembelajaran yang
efektif memerlukan indikator utuk mengukurnya yaitu dengan pengelompokan materi
yang baik dengan cara mengurutkan materi yang akan disampaikan secara logis dan
teratur, sehingga dapat terlihat kaitan yang jelas antara topik satu dengan topik
lainnya selama pertemuan berlangsung. Pengelompokan materi terdiri dari
perincian materi, urutan materi dari yang mudah ke yang sukar, dan yang
berkaitan dengan tujuan.
Ada faktor lain yang
perlu dipertimbangkan dalam penyajian materi adalah bagaimana kemampuan daya
serap peserta. Daya serap tersebut bertalian erat denagn motivasi dan kesiapan
belajarnya. Motivasi peserta dipengaruhi oleh minat dan perhatian, yaitu
hubungan materi pelajaran dengan harapan dan kesiapan belajar sebelumnya.
Kesiapan belajar idividu ditentukan oleh penguasaan pengetahuan yang telah
dipelajari sebelumnya. Komunikasi yang efektif perlu karena sebagai salah satu
karakeristik pembelajaran yang baik. Komunikasi yang efektif mencakup penyajian
yang jelas, kelancaran dalam penyampaian, interpretasi gagasan abstrak dengan
pemberian contoh-contoh, kemampuan penyampaian yang baik dan kemampuan untuk
mendengar.
Dalam kenyataan
sehari-hari, tidak semua pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
penerima. Hal ini disebabkan oleh gangguan didalam komunikasi tersebut.
Gangguan terjadi karena materi-materi yang tidak begitu jelas dan tidak dideskripsikan
dengan istilah yang mudah dimengerti. Mungkin pula hal tersebut terjadi karena
faktor emosional atau faktor sosial maka komunikasi tidak akan berjalan dengan
baik.
Jenis komunikasi lain
yang sangat penting adalah komunikasi interpersonal. bagi pengajar membangun
suasana nyaman para mahasiswa dan antara sesama mahasiswa sangatlah
penting.Suasana saling menerima,saling percaya akan meningkatkan efektivitas
komunikasi. Penguasaan dan antusiasme terhadap mata pelajaran, seorang pengajar
harus mampu menghubungkan materi yang diajarkannya engan pengetahuan yang telah
dimiliki para mahasiswanya, mampu mengaitkan materi dengan perkembangan yang
sedang terjadi sehingga proses belajar-mengajar menjadi “hidup”. Hal yang tak
kalah pentingya adalah bahwa seorang pengajar harus dapat mengambil manfaat
dari hasil penelitian pembelajaran, untuk dikembangkan sebagai bagian dari
materi pelajaran. Sikap positif pada mahasiswa, yaitu dengan cara memberikan
perhatian pada orang per orang dalam lingkup kecil, dalam lingkup besar
diberikan perhatian pada kelompok yang mengalami kesulitan. Bantuan kepada
mahasiswa sebaiknya diberikan apabila mahasiswa sudah berusaha sendiri, tetapi
kurang berhasil.
3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Pembimbingan dengan metode
kursus Face to Face dengan sistem pertemuan intensif memiliki keunggulan dalam
pelaksanaan dan efektivitas pembimbingan pembelajaran AutoCad, keaktifan paserta dalam menerima materi karena menggunakan
prinsip mengaktifkan mahasiswa dalam dimensi program pembelajaran yaitu dengan
cara penentuan tujuan dan isi pembelajaran, pengembangan konsep dan aktifitas,
pemilihan dan penggunaan berbasis metode, penentuan metode, komunikasi yang
bersahabat, kegairahan dan kegembiraan dalam belajar. Kemudian metode yang
digunakan yaitu dengan menerima respon dari mahasiswa, pemberian apresiasi,
memberi tugas yang memberikan peluang memperoleh keberhasilan, menyampaikan
tujuan pembelajaran, mendeteksi apa yang telah diketahui mahasiswa, memberikan
kesempatan mahasiswa untuk dapat terlibat secara aktif , mengendalikan perilaku
siswa selama kegitan berlangsung. Efektivitas pembimbingan dengan metode Face
to Face yaitu menjadikan mahasiswa lebih faham dalam menerima
pembelajaran.
DAFTAR
RUJUKAN
I Made Soma &
I Made Candiasa I Made Tegeh. 2014.
Pengembangan Bahan Ajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak Berbantuan Program
Aplikasi Autocad. e-Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Online), 24 (24): 2-4,
(http://www.undiksha.ac.id), diakses 24 Maret 2015.
Hamzah B Uno.
& Nurdin Mohamad. 2012. Belajar
dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar