Rabu, 08 Februari 2023

Makalah Bahasa Indonesia Keilmuwan

 METODE KURSUS FACE TO FACE (FTF) SEBAGAI PELATIHAN PENGUASAAN SOFTWARE AUTOCAD UNTUK MAHASISWA BARU TEKNIK SIPIL YANG CEPAT DAN MUDAH

 

 

MAKALAH

untuk memenuhi tugas matakuliah

Bahasa Indonesia Keilmuwan

yang dibina oleh  Ibu Ruli Andayani

 

 

Oleh

Agus Mujiono

140521602410

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

April 2015



1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

AutoCAD adalah perangkat lunak computer CAD (Computer Aided Desain) untuk menggambar dua dimensi dan tiga dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Secara keseluruhan, produk AutoCAD adalah Software CAD yang paling banyak digunakan di dunia.  AutoCAD digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitektur, desain interior dan lain-lain. Format data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih tidak popular, format data yang tidak dipertukarkan (Interchange File Format) DXF, secara defacto menjadi standar data CAD (Wikipedia.com, 6 Agustus 2014).

Pada kondisi saat ini teknik sipil menjadi jurusan yang banyak diminati oleh kalangan SMA yang dilihat dari sudut pandang anak SMA bahwa jurusan teknik sipil akan menjadi prospek jurusan yang menjamin sukses di dunia kerja. Pada saat ini, peminat pendidikan teknik sipil lebih banyak kalangan pelajar dari lulusan SMA yang mayoritas anak SMA tidak mengenal ilmu teknik yang mempelajari ilmu ketekniksipilan. Oleh karena itu banyak permasalahan yang terjadi karena belum mengenal ilmu teknik sipil tersebut. Akibat belum pernah mempelajari ilmu teknik, meskipun dari segi matakuliah lain lebih menguasai, tetapi dalam menggambar teknik yang menggunakan Software Autocad  khususnya, anak SMA sangat awam dan bahkan anak SMA baru mendengar nama Software tersebut setelah masuk menjadi mahasiswa teknik sipil.

Karena belum dipahami dan dikuasainya Software Autocad perkuliahan menjadi terhambat, terutama dari segi waktu akan banyak tersita untuk belajar dan latihan. Namun apabila semuanya sudah menguasai, sudah dapat dipastikan proses pembelajaran akan lebih cepat dengan hasil yang maksimal. Padahal di dalam matakuliah menggambar teknik,  mahasiswa baru dituntut untuk bisa menguasai Software Autocad sebagai penunjang pembelajaran yang maksimal. Namun mahasiswa tidak seluruhnya mampu menguasainya sehingga dibutuhkan sarana untuk penunjang sistem pembelajaran yang maksimal. Selain itu karena faktor terbatasnya sarana pelatihan yang mengakibatkan banyaknya mahasiswa yang belum bisa menggunakan Software tersebut sehingga mahasiswa sangat memerlukan sarana pelatihan yang mudah dan cepat dalam penguasaan Software Autocad.

Sampai saat ini belum bisa diterapkannya sebuah metode kursus yang ekonomis, efektif dan efisien yang dapat  memberikan pembelajaran penguasaan Software Autocad. Oleh karena itu, dari permasalahan yang muncul di kalangan mahasiswa baru tersebut diperlukakan suatu metode kursus  FTF sebagai solusi penguasaan Software Autocad pada mahasiswa baru teknik sipil.

 Menurut penelitian Soma (2014:2), permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran standar kompetensi menggambar dengan perangkat lunak pada jurusan teknik bangunan, kurangnya bahan ajar sehingga pencapaian tujuan pembelajaran belum memenuhi harapan. Solusi yang dilakukan yaitu pengembangan bahan ajar menggambar perangkat lunak dengan bantuan program aplikasi AutoCAD. Kemudian solusi yang bisa diambil dari kutipan di atas yaitu dengan metode kursus FTF sebagai solusi penguasaan Software Autocad pada mahasiswa baru teknik sipil.

Hasil dari pengadaan kursus pembelajaran AutoCAD diharapkan dapat memberikan pengetahuan menggunakan Software Autocad secara mandiri. Metode kursus FTF ini dapat dijadikan fasilitas untuk pembelajaran dan pengembangan penguasaan Software Autocad. Dengan demikian mahasiswa mampu menggunakan Software Autocad secara mandiri sesuai dengan kegunaannya.

 

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini dijabarkan sebagai berikut.

a.    Bagaimana teknik pembimbingan dengan metode kursus Face to Face (FTF)?

b.    Bagaimana pelaksanaan metode kursus Face to Face (FTF)?

c.    Bagaimana efektifitas penerapan metode kursus  Face to Face (FTF)?

 

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini dijabarkan sebagai berikut.

a.    Mendeskripsikan teknik pembimbingan dengan metode kursus  Face to Face (FTF).

b.    Mendeskripsikan pelaksanaan metode kursus Face to Face (FTF).

c.    Mendeskripsikan efektivitas penerapan metode kursus Face to Face (FTF).

 

2. Pembahasan

Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk gambar, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, dokumentasi, dan berbagai informasi yang dapat dibaca dan ditulis oleh computer. Program aplikasi yang digunakan adalah AutoCad, AutoCad adalah perangkat lunak computer CAD (Computer Aided Desain) untuk menggambar dua dimensi dan tiga dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Secara keseluruhan, produk AutoCad adalah Software CAD yang paling banyak digunakan di dunia. AutoCad merupakan salah satu software yang siap pakai dan merupakan kelompok perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola grafis. Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi semakin berkembang salah satunya yaitu AutoCad dari semula menggambar manual menjadi menggambar dengan CAD, dari kecanggihan tersebut banyak mahasiswa teknik sipil yang belum bisa menggunakan Software AutoCad.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak pada mahasiswa baru teknik sipil adalah kurangnya pembelajaran yang intensif dari dirinya sendiri karena sibuknya tugas matakuliah lain, selain itu kurangnya pembelajaran extra yang memberikan wawasan teknik menggambar. Sehingga perlu dilakukan tindakan yang nyata berupa pemberian kursus intensif yang diharapkan mampu menunjang mahasiswa memdapatkan kemampuan untuk menggambar. Karena permasalahan yang terjadi mejadikan akibat buruk pada mahasiswa teknik sipil, maka diperlukan sebah solusi yaitu dengan metode kursus FTF (Face to Face) sebagai solusi penguasaan Software Autocad pada mahasiswa baru teknik sipil. Metode kursus  FTF memiliki beberapa teknik bagaimana cara penyampaian materi yang sekiranya mampu memberikan ilmu yang bermanfaat kepada mahasiswa baru teknik sipil.

2.1 Teknik Pembimbingan

Teknik pembimbingan dapat dilakukan dengan  teknik penyampaian teori, secara praktik dapat dilukiskan sebagai seni memindahkan informasi berasal dari buku ke catatan mahasiswa. Kenyataannya dalam penyampaian materi dilakukan dengan penyampaian secara lisan dapat pula mahasiswa aktif  mengajukan pertanyaan secara efektif. Belajar teori dapat dikatakan belajar suatu sistem menyeluruh dengan kemampuan yang dimilikinya, diharapkan mahasiswa mampu menyesuaikan diri dan mengerti terhadap apa yang telah disampaikan. Pada saat ini mahasiswa belajar dengan memperoleh dan mengelola pengetahuan, dengan proses belajar seperti ini kemungkinan tidak dapat meghasilkan perubahan secara cepat dan nyata. Proses tersebut sering kali dijadikan pondasi yang kuat untuk peningkatan perubahan tertentu.

Konsep pembelajaran yang aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu setrategi yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Aktif dalam setrategi ini adalah memosisikan pengajar sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara mahasiswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Dalam proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan pengajar atau mahasiswa dengan sumber belajar yang lainnya. Dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, mahasiswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Dengan setrategi pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki, sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajarnya.

Dahulu dikenal Konsep Belajar Siswa aktif (CBSA). Konsep tersebut merupakan salah satu penerapan dari model pendekatan ini. Secara harfiah, CBSA dapat diartikan sebagai suatu sistem belajar dan mengajar yang menekankan keaktifan peserta secara fisik, mental, instektual, dan emosional. Tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam penerapan prinsip pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dalam penerapan di lapanagan dapat dihindarkan hal-hal yang akan mengganggu efektivitas dan efisiensi dari upaya pencapaian tujuan pembelajaran prinsip-prinsip utama tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a)    Mendesain pembelajaran yang dapat membuat mahasiswa aktif sepenuhnya dalam proses belajar. Keaktifan fisik, mental, dan emosional dapat diupayakan dengan melibatkan sebanyak mungkin indera mahasiswa. Makin banyak keterlibatan indera itu dalam proses belajar, semakin maksimal keaktifan mahasiswa.

b)   Membebaskan mahasiswa dari ketergantungan yang berlebihan pada pengajar. Cara belajar DCCH (Duduk, Dengar, Catat, Hafal) mengakibatkan mahasiswa dalam belajar selalu dibawah arahan pengajar atau dengan kata lain tanpa pengajar tidak punya inisiatif sendiri.

c)    Menilai hasil belajar dengan cara berikut, yaitu bahwa setiap pembelajaran syarat dengan berbagai macam kegiatan belajar, maka prestasi peserta didik tergambar pada kegiatan belajarnya.

2.1.1 Prinsip Mengaktifkan Mahasiswa Dalam Dimensi Teknik Pembimbingan Pembelajaran

a)    Penentuan tujuan dan isi pembelajaran

prinsip ini menuntut agar dalam mengembangkan program pembelajaran hendaknya dilakukan penyesuaian antartujuan dari isi pembelajaran dengan karakteristik mahasiswa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan minat, dan kemampuan mahasiswa.

b)   Pengembangan konsep dan aktifitas

Prinsip ini mempersyarakatkan agar program mampu menyajikan alternatif kegiatan yang mengarah pada pengembangan konsep aktifitas belajar mahasiswa.

c)    Pemilihan dan penggunaan berbagai metode

prinsip ini menuntut agar pengajar mampu memilih dua sekaligus mampu menggunakan berbagai strategi dan metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat membelajarkan mahasiswa mahasiswa aktif.

d)   Penentuan metode

prinsis ini mempersyaratkan agar dalam proses pembelajaran diberikan alternatif metode atau media yang dapat dipilah secara luwes. Dengan pengembangan program hendaknya mampu memilih metode sebagai alternatif kesetaraan.

e)    Komunikasi yang bersahabat antara pengajar dan  mahasiswa

prinsip ini mempersyaratkan agar dalam situasi belajar dapat dibangun hubungan dan peserta yang setara. komunikasi yang bersahabat antara pengajar dan mahasiswa akan melancarkan jalannya proses belajar mengajar sehingga akan meningkatkan keaktifan mahasiwa.

f)    Kegairahan dan kegembiraan dalam belajar

Prinsip ini mempersyaratkan berkembangnya situasi belajar mengajar sehingga akan meningkatkan kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini akan terjadi apabila aktifitas belajar dan isi materi sesuai dengan karakteristik mahasiswa.

Dengan banyak prinsip yang telah dipaparkan dapat diterapkan pengembangan  teknik pembimbingan yang dapat membangkitkan semangat peserta. Selain teknik pembimbingan yang perlu disiapkan adanya sarana yang memadai sebagai pendukung terlaksananya sebuah kegiatan. Sebagai penunjang dibutuhkan komputer dan perangkat lunak dan masing-masing mahasiswa harus memegang satu perangkat yang memungkin mahasiswa menjadi aktif. Untuk penguasaan lebih cepat penguasaan Software AutoCAD dilakukan pembelajaran yang intensif.

Suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana mahasiswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam belajar. Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek, salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang pengajar dalam melaksanakan pembelajaran. Mahasiswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibat tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi sangat rendah. Disamping itu media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Akibatnya bagi mahasiswa melakukan pembelajaran tidak lebih hanya menggugurkan tugas atau kewajiban. Asal tugasnya  sebagai mahasiswa dalam melakukan perintah yang terjadwal sesuai dengan waktu yang telah dilaksanakan tanpa peduli yang telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak.   

2.2 Metode Pembimbingan

Ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam metode pembimbingan yaitu tahap pertama pendahuluan yang berisi kegiatan membuka pembelajaran, kedua pelaksanaan yang berisi kegiatan penyampaian materi dan yang ketiga penutup yang berisi kegiatan perangkuman, evaluasi dan tindak lanjut. Dari ketiga tahapan tadi yang akan dibahas lebih dalam adalah tentang kegitan penyampaian materi. Penyampaian materi akan maksimal jika ada respon dari mahasiswa baik yang benar maupun yang salah, sebagai usaha untuk belajar.  Memberikan apresiasi berupa perkataan yang memuji untuk penguatan terhadap respon yang tepat dari mahasiswa. Setiap kesempatan dapat digunakan untuk mendorong mahasiswa yang telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan bukan hanya yang berhasil. Hal ini dapat dilakukan dengan singkat dan sering.

Memberikan tugas yang memberikan peluang memperoleh keberhasilan. Pemberian tugas sangat penting tetapi pembimbing harus membantu mahasiswanya untuk menempatkan tugasnya dalam perspektif  yang seharusnya. Tugas yang diberikan seharusnya sesuai dengan apa yang mereka pelajari dan yang harus dihindari pengajar yaitu tidak membuat mahasiswa menganggur karena tugasnya terlalu sulit atau tugas tersebut telah selesai dikerjakan. Jika tugas yang diberikan dikerjakan diluar jam materi maka, maka berikanlah tugas yang menantang utuk dapat diselesaikannya. Berikan tugas yang menarik dan dapat menggunakan sumber-sumber yang ada dilingkungan. Pemberian tugas seperti ini, disamping menambah wawasan juga memberi nilai tambah tentang bagaimana mahasiswa dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan.

Tak kalah pentingnya adalah yang dilakukan pengajar adalah dengan pemberian tugas dengan pembicaraan tugas yang akan dikerjakan, jenis tugas yang akan dijalani, dan kapan akan dikumpulkan. Perlu juga dijelaskan hal-hal yang ingin diketahui pengajar dari tugas mahasiswa, dan dismpaikan bahwa tugas yang dikerjakan akan membantu dalam mempersiapkan menempuh ujian. Dengan demikian mahasiswa dengan senang hati mengerjakannya, karena telah diketahui bahwa semua tugas akan menuntun mereka memperoleh keberhasilan.

Menyampaikan tujuan materi yang akan disampaikan sehingga sejak awal sudah memahami. Hendaknya selalu dijelaskan kepada mahasiswa tujuan seluruh pembelajaran, dengan demikian dapat mengarahkan perhatian mahasiswa. Mahasiswa dapat mengetahui sebelumnya materi yang akan dibahas serta manfat mempelajarinya. Dapat dikatakan pada mahasiswa pada akhir pembelajaran harus dapat mengerjakan sendiri . Dengan demikian mahasiswa memahami apa yang harus dikerjakannya, kebalikannya jika hal itu tidak dilakukan akan mengurangi efektivitas pembelajaran. Mendeteksi apa yang telah diketahui mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak merasa bosan. Pengajar harus dapat menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan metode yang akan diajarkan. Hal ini merupakan syarat penting untuk dapat menggerakkan proses pembelajaran, menghubungkannya dengan cara mengingatkan kembali apa yang telah didapatkan sebelumnya. Memberikan kesempatan kedua mahasiswa untuk dapat terlibat aktif. Mengendalikan perilaku siswa dalam berlangsungnya kegiatan. Perilaku mahasiswa yang kurang menyenangkan terjadi karena program pembelajaran yang kurang menarik perhatian sehingga menimbulkan masalah kedisiplinan. Aturan yang harus dipegang pengajar adalah melaksanakan kedisiplinan. Jika aturan telah disepakati dilanggar oleh mahasiswa, maka berilah sanksi sesuai dengan kesalahan yang telah dilakukan.   

Program pembelajaran diberikan alternatif metode dan media yang dapat dipilih secara serasi, dengan maksud pengembangan program hendaknya mampu memilih metode atau media sebagai alternatif memlilih kesamaan. Model pengajarannya Face to Face (FTF), memberikan kemudahan pengajar karena mahasiswa aktif untuk menjadikan sistem pembelajaran efektif dan mudah difahami.

2.3 Efektifitas Penerapan Metode Kursus Face To Face (FTF)

Pembelajaran dianggap efektif apabila skor yang dicapai mahasiswa memenuhi batas minimal kompetensi yang telah dirumuskan. Rumusan kompetensi dirumuskan bukan saja dalam tartan teoritis saja tetapi harus terimplikasi dalam kehidupannya. Pembelajaran yang efektif memerlukan indikator utuk mengukurnya yaitu dengan pengelompokan materi yang baik dengan cara mengurutkan materi yang akan disampaikan secara logis dan teratur, sehingga dapat terlihat kaitan yang jelas antara topik satu dengan topik lainnya selama pertemuan berlangsung. Pengelompokan materi terdiri dari perincian materi, urutan materi dari yang mudah ke yang sukar, dan yang berkaitan dengan tujuan.

Ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam penyajian materi adalah bagaimana kemampuan daya serap peserta. Daya serap tersebut bertalian erat denagn motivasi dan kesiapan belajarnya. Motivasi peserta dipengaruhi oleh minat dan perhatian, yaitu hubungan materi pelajaran dengan harapan dan kesiapan belajar sebelumnya. Kesiapan belajar idividu ditentukan oleh penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Komunikasi yang efektif perlu karena sebagai salah satu karakeristik pembelajaran yang baik. Komunikasi yang efektif mencakup penyajian yang jelas, kelancaran dalam penyampaian, interpretasi gagasan abstrak dengan pemberian contoh-contoh, kemampuan penyampaian yang baik dan kemampuan untuk mendengar.

Dalam kenyataan sehari-hari, tidak semua pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima. Hal ini disebabkan oleh gangguan didalam komunikasi tersebut. Gangguan terjadi karena materi-materi yang tidak begitu jelas dan tidak dideskripsikan dengan istilah yang mudah dimengerti. Mungkin pula hal tersebut terjadi karena faktor emosional atau faktor sosial maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.

Jenis komunikasi lain yang sangat penting adalah komunikasi interpersonal. bagi pengajar membangun suasana nyaman para mahasiswa dan antara sesama mahasiswa sangatlah penting.Suasana saling menerima,saling percaya akan meningkatkan efektivitas komunikasi. Penguasaan dan antusiasme terhadap mata pelajaran, seorang pengajar harus mampu menghubungkan materi yang diajarkannya engan pengetahuan yang telah dimiliki para mahasiswanya, mampu mengaitkan materi dengan perkembangan yang sedang terjadi sehingga proses belajar-mengajar menjadi “hidup”. Hal yang tak kalah pentingya adalah bahwa seorang pengajar harus dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian pembelajaran, untuk dikembangkan sebagai bagian dari materi pelajaran. Sikap positif pada mahasiswa, yaitu dengan cara memberikan perhatian pada orang per orang dalam lingkup kecil, dalam lingkup besar diberikan perhatian pada kelompok yang mengalami kesulitan. Bantuan kepada mahasiswa sebaiknya diberikan apabila mahasiswa sudah berusaha sendiri, tetapi kurang berhasil.

 

3. PENUTUP

3.1 Simpulan

Pembimbingan dengan metode kursus Face to Face dengan sistem pertemuan intensif memiliki keunggulan dalam pelaksanaan dan efektivitas pembimbingan pembelajaran AutoCad, keaktifan paserta dalam menerima materi karena menggunakan prinsip mengaktifkan mahasiswa dalam dimensi program pembelajaran yaitu dengan cara penentuan tujuan dan isi pembelajaran, pengembangan konsep dan aktifitas, pemilihan dan penggunaan berbasis metode, penentuan metode, komunikasi yang bersahabat, kegairahan dan kegembiraan dalam belajar. Kemudian metode yang digunakan yaitu dengan menerima respon dari mahasiswa, pemberian apresiasi, memberi tugas yang memberikan peluang memperoleh keberhasilan, menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeteksi apa yang telah diketahui mahasiswa, memberikan kesempatan mahasiswa untuk dapat terlibat secara aktif , mengendalikan perilaku siswa selama kegitan berlangsung. Efektivitas pembimbingan dengan metode Face to Face yaitu menjadikan mahasiswa lebih faham dalam menerima pembelajaran. 

 

DAFTAR RUJUKAN

I Made Soma & I Made Candiasa  I Made Tegeh. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak Berbantuan Program Aplikasi Autocad. e-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Online), 24 (24): 2-4, (http://www.undiksha.ac.id), diakses 24 Maret 2015.

Hamzah B Uno. & Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif  Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Popi Sopiatin. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar