UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Konstruksi
Kayu 1
yang dibina
oleh Bapak Heru Muryanto
Agus Mujiono (140521602410)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Desember 2015
1. Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Rumah yang dibangun pada jaman dahulu memiliki bentuk
yang rata-rata sama didalam satu daerah karena menyesuaikan adat bentuk rumah
daerah setempat. Pada umumnya rumah tersebut memiliki luas yang besar dengan
alasan desain yang masih kuno, ataupun karena lahan yang begitu luas sehingga
mampu didirikan rumah yang begitu besar. Rumah adalah suatu bangunan yang dijadikan
tempat tinggal selama jangka waktu tertentu (Wikipedia.com). Tempat berteduh
dan sekaligus sebagai tempat tinggal dimana rumah tersebut cukup untuk
ditinggali seluruh anggota keluarga, namun orang pada jaman dahulu membangun rumah
bukan karena kesesuaian fungsi melainkan ketersediaan lahan karena dahulu belum
banyak didirikan rumah, toko, kantor, dll. Desain yang juga masih meniru
rumah-rumah sebelumnya ada yang membangun rumah bentuk joglo kemudian menirunya
ada pula karena faktor anggota keluarga, jadi apabila anak-anak dalam keluarga
banyak akan dibangun rumah yang besar yang mampu menampung seluruh anggota
keluarga itu.
Pembangunan rumah secara bertahap pada jaman dahulu
mulai dari hamparan lapangan yang didirikan sebuah bangunan, dengan
perkembangan jaman maka dibangun pondasi yang berasal dari batu yang kemudian
ditata rapi dan didirikan sebuah rumah dari tiang-tiang kayu dan dengan dinding
papan. Seiring berjalannya waktu pondasi yang berasal dari batu-batu yang hanya
ditata telah diganti dengan pondasi yang jauh lebih kokoh lagi yaitu dengan
batu yang ditata dengan perekat (semen, pasir, air) kemudian baru didirikan
lagi rumah tersebut. Berkembangnnya jaman membawa perubahan rumah yang berasal
dari papan lama-kelamaan menghilang dan diganti dengan rumah yang lebih kokoh
lagi yakni bangunan dari tembok. Meski sampai saat ini masih dipertahankan
bangunan yang berasal dari papan. Namun sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan
bangunan-bangunan permanen yang berasal dari dinding tembok itu sendiri.
Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang
melindungi bagian dalam bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang
datar dan ada yang miring, walaupun datar harus difikirkan untuk mengalirkan
air agar bisa jatuh (Wikipedia.com). Atap
menjadi sebuah icon atau mahkota pada
suatu rumah sehingga sangat penting sekali kaitannya dengan estetika pada
sebuah rumah itu sendiri. Bentuk dan bahan sebuah atap rumah akan mempercantik
tampilan rumah suatu contoh atap pada jaman dahulu menggunakan atap
tumbuh-tumbuhan, ada yang memakai rumput alang-alang ada pula yang mengunakan
daun kelapa yang sudah kering. Berangsur-angsur atap tersbut berganti
seiringnya kemajuan jaman mulai berubah menjadi sirap yang berasal dari kayu
kemudian berubah menjadi genteng dari tanah liat berukuran kecil dan hanya
terdapat beberapa bentuk saja yang dalam mendapatkannya sangat susah sekali,
kemudian berkembang genteng menjadi banyak yang memproduksi sehingga kebutuhan
mudah mencari dan membawanya. Pada saat ini genteng terdapat banyak berbagai
macam jenis dan ditinjau dari bahannya gentang ada yang terbuat dari tanah,
beton, galfalum, dll. Semakin maju lagi penutup atap rumah dengan bahan penutup
selain genteng yakni asbes dll, dari segi kelebihan asbes lebih murah dan lebih
ringan daripada genteng.
Bagian yang terletak dibagian bawah penutup atap pada
umumnya ada kayu reng kemudian ada usuk dibawahnya ada gording dibawahnya lagi terdapat
kuda-kuda. Kuda pada umumnya menggunakan kayu untuk konsturksinya dengan
pemilihan kayu yang mampu memikul berat beban penutup atapnya. “Kayu sebagai
hasil hutan sekaligus hasil sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi” (J.F.
Dumanauw, 2001:13). Bahan jenis kayu lebih diminati masyarakat karena mudah
terjangkau dan pertimbangan estetika dan keawetan. Bahan kayu untuk konstruksi
kuda-kuda mudah dalam penyambungan baik dengan alat manual atau alat masinal.
Pembangunan suatu rumah utamanya kerangka atap kuda-kuda pasti membutuhkan
perencanaan mulai dari 0% sampai dengan 100% untuk mencapai bangunan yang kuat
seperti yang diharapkan. Oleh karena itu perlu diketahui dan dihitung berapa
volume dan anggaran biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan kuda-kuda kayu
yang digunakan pada rumah itu sendiri.
Informasi tentang kayu baca disini Bagian-bagian kayu, sifat kayu, rumus kadar air kayu, rumus penyusutan kayu
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini dijabarkan sebagai
berikut:
a.
Bagaimana
bentuk denah rumah yang akan disurvey?
b.
Apa
sejarah rumah yang disurvey?
c.
Apa
kayu yang digunakan pada kuda-kuda rumah yang disurvey?
d.
Bagaimana
bentuk kuda-kuda rumah yang akan disurvey?
e.
Berapa
volume dan anggaran biaya kuda-kuda kayu yang digunakan pada rumah yang
disurvey?
f.
Apa
saja sambungan yang digunakan kuda-kuda pada rumah yang disurvey?
g.
Bagaimana
metode pelaksanaan pembuatan kuda-kuda pada rumah yang disurvey?
h.
Bagaimana
metode pelaksanaan pendirian kuda-kuda pada rumah yang disurvey?
1.3 Tujuan
Berikut tujuan dalam laporan ini dijabarkan sebagai
berikut:
a.
Memaparkan
bentuk denah rumah yang akan disurvey.
b.
Memaparkan
sejarah rumah yang disurvey.
c.
Memaparkan
kayu yang digunakan pada kuda-kuda rumah yang disurvey.
d.
Memaparkan
bentuk kuda-kuda rumah yang akan disurvey.
e.
Mengetahui
volume dan anggaran biaya kuda-kuda kayu yang digunakan pada rumah yang
disurvey.
f.
Memaparkan
sambungan yang digunakan kuda-kuda pada rumah yang disurvey.
g.
Memaparkan
metode pelaksanaan pembuatan kuda-kuda pada rumah yang disurvey.
h.
Memaparkan
metode pelaksanaan pendirian kuda-kuda pada rumah yang disurvey.
1.4 Tempat dan waktu observasi
2.1
Bentuk denah rumah
Pembangunan rumah secara bertahap pada jaman dahulu
mulai dari hamparan lapangan yang didirikan sebuah bangunan, dengan
perkembangan jaman maka dibangun pondasi yang brasal dari batu yang kemudian
ditata rapi dan didirikan sebuah rumah dari tiang-tiang kayu dan dengan dinding
papan. Seiring berjalannya waktu pondasi yang berasal dari batu-batu yang hanya
ditata telah diganti degan pondasi yang jauh lebih kokoh lagi yaitu dengan batu
yang ditata dengan perekat (semen, pasir, air) kemudian baru didirikan lagi
rumah tersebut. Berkembangnnya jaman membawa perubahan rumah yang berasal dari
papan lama-kelamaan menghilang dan diganti dengan rumah yang lebih kokoh lagi
yakni bangunan dari tembok. Meski sampai saat ini masih dipertahankan bangunan
yang besal dari papan. Namun sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan
bangunan-bangunan permanen yang berasal dari dinding tembok.
Desain rumah yang rata-rata dihadapkan kearah barat karena mengutamakan pencahayaaan sehingga cahaya matahari bisa masuk kedalam rumah diwaktu pagi hari, cahaya pagi bisa langsung masuk ke dalam ruangan kamar utamanya kemudian jika cahaya disore hari cahaya tertutup oleh teras rumah. Desain ruangan yang luas tidak sesuai dengan fungsinya, namun ukuran ruangan untuk kamar tidur diminimalisasikan. Ukuran ruang tamu yang juga tidak sesuai setandar karena mempertimbangkan bahwa ruang tamu sebagai tempat berkumpulnya keluarga, tetangga-tetangga dalam suatu acara rutinan jadi didesain dengan cukup lebar. Adapun alasan lain karena anggota keluarga yang banyak maka didesainlah rumah yang besar terutama ukuran ruang tamu. Kemudian peletakan kamar mandi yang masih diluar rumah karena adanya lahan kosong dan karena mengutamakan faktor kebersihan, baik air dan bau yang jauh dari ruangan-ruangan.
2.2 Sejarah singkat rumah
Rumah sebagai arsitektur tadisional memiliki kerangka
bangunan dari setruktur beton dengan jumlah 7 portal dengan dinding batu bata
merah, rangka atap kuda-kuda terbuat dari kayu dengan jumlah 6 kuda-kuda ukuran
6 meter, 3 kuda-kuda ukuran 3 meter, dan 2 setega kuda-kuda ukuran 2,5 meter.
Penutup atap berbentuk joglo yang mencirikan khas rumah adat jawa, rumah dari
warisan nenek moyang terdahulu yang dibangun dengan konsep rumah joglo pula
yang sampai saat ini masih dipertahankan bentuknya meski ada sedikit perubahan
dalam segi bentuknya.
Rumah dihadapkan menghadap kiblat digambarkan penghuni
selalu mengingat tuhannya, seluruh anggota keluarga wajib menjalankan aktifitas
yang berkaitan dengan ritual ibadah terhadap tuhan pencipta alam semesta dan
tuhan pemberi rizki. Ruang kamar sejumlah 4 kamar terdiri dari kamar utama,
kamar anak, dan kamar tamu. Desain ruang tamu yang lebar disiapkan untuk para
saudara, tamu tetangga yang berkumpul untuk mengikuti aktifitas rutinan. Nah
yang paling khas dan yang harus ada adalah rumah dapur (pawon) yang harus ada
tidak bergabung dengan ruangan-ruangan yang lain kecuali yang berkaitan dengan
aktifitas dadalam dapur dan aktifitas makan. Letak kamar mandi tidak diletakkan
dekat ruangan kamar atau ruang keluarga melainkan dekat ruang dapur karena
dianggap yang lebih membutuhkan air adalah ruangan dapur. Rumah ini dibangun
sudah puluhan tahu lamanya akan tetapi baru-baru ini dibangun atau direnovasi
sekitar tahun 2010, bahah-bahan yang sudah rusak diganti dengan bahan yang
baru, komponen yang sudah keropos diganti juga dengan bahan yang baru, yang
lebih berbahaya kayu reng yang keropos yang sangat perlu sekali diganti dengan
yang baru yang jauh lebih kuat karena yang semula genting biasa sekarang dirubah
dengan genteng beton.
2.3 Kayu yang digunakan pada kuda-kuda
rumah
Rumah sebagai tempat berteduh dan sekaligus sebagai
tempat tinggal dimana rumah tersebut cukup untuk ditinggali seluruh anggota
keluarga yang mampu menciptakan suasana yang nyaman dana aman. Selain struktur
bangunan yang harus kuat bangunan juga harus memiliki kerangka atap yang kuat
pula. Atap menjadi sebuah icon atau
mahkota pada suatu rumah sehingga sangat penting sekali kaitannya dengan
estetika pada sebuah rumah itu sendiri. Bentuk dan bahan sebuah atap rumah akan
mempercantik tampilan rumah suatu contoh atap pada jaman dahulu menggunakan
atap tumbuh-tumbuhan, ada yang memakai rumput alang-alang ada pula yang
mengunakan daun kelapa yang sudah kering.
Bagian yang terletak dibagian bawah penutup atap pada
umumnya ada kayu reng kemudian ada usuk dibawahnya ada gording dibawahnya lagi
terdapat kuda-kuda. Kuda pada umumnya menggunakan kayu untuk konsturksinya
dengan pemilihan kayu yang mampu memikul berat beban penutup atapnya. Bahan
jenis kayu lebih diminati masyarakat karena mudah terjangkau dan pertimbangan
estetika dan keawetan. Bahan kayu untuk konstruksi kuda-kuda mudah dalam
penyambungan baik dengan alat manual atau alat masinal. Kayu yang digunakan
pada kuda-kuda ini adalah kayu kelas II yaitu kayu akasia. Kayu akasia ini
sangat kuat digunakan sebagai kerangka atap kuda-kuda, selain sebagai kuda-kuda
kayu akasia juga digunakan sebagai gording yang mampu memikul beban atap yang
disalurkan oleh usuk dan reng. Balok usuk yang digunakan yaitu kayu lunak kelas
III yaitu kayu sengon laut dan menggunakan reng kayu salam sebagai pemikul beban
dari penutup atap yang terbuat dari genteng beton. Untuk kuda-kuda ruang dapur
(pawon) digunakan kayu sengon jawa, dipilihnya sengon jawa karena
mempertimbangkan bahwa orang desa itu jika memasak menggunakan tungku, dengan
asap tungku dan panas tungku tersebut dapat mengawetkan kayu pada kerangka
kuda-kuda tersebut sehingga kayu sengon awet dari serangan hama penyebab
kerusakan kayu.
2.4 Bentuk kuda-kuda rumah
Disamping
bagian penutup atap ada hal yang lebih utama sebagai pemikul beban atap yakni
kuda-kuda, kuda-kuda juga harus diperhatikan bentuk, rangka, dimensi kayu yang
akan digunakan dalam setruktur atap sebuah rumah. Struktur kuda-kuda adalah
suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung suatu beban atap
termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Konstruksi
kuda-kuda dari kayu pada umumnya digunakan untuk rumah yang mempunyai bentang
kuda-kuda pendek. Pada ruangan yang ada di gambar denah diatas bentang
kuda-kuda sepanjang 6 meter dan sudut kemiringan kuda-kuda 30°.
Mencirikan rumah adat jawa yaitu dengan
2.5 Volume dan anggaran biaya kuda-kuda
kayu
Hal yang sangat penting adalah perhitungan biaya, estimasi anggaran biaya perlu diperhatikan untuk desain kuda-kuda kerangka kayu, hal ini material sangat berpengaruh terhadapat kekuatan kerangka rumah itu sendiri. Untuk membuat kuda-kuda rumah dengan bentang 3, 6, meter dengan kemiringan 30° dibutuhkan anggaran biaya sebagai berikut :
a. Kuda-kuda sudut 30°
bentang 3 meter jumlah 3 buah :
Bahan
|
panjang |
Satuan
|
Harga
satuan |
Jumlah
harga |
3
kuda-kuda |
Balok tarik 8/12 |
9 |
m |
Rp
50,000 |
Rp 450,000 |
Rp
1,350,000 |
Balok gantung 8/12 |
6 |
m |
Rp
50,000 |
Rp 300,000 |
Rp 900,000 |
Kaki kuda kuda 8/12 |
12 |
m |
Rp
50,000 |
Rp 600,000 |
Rp
1,800,000 |
Balok skoor 8/12 |
6 |
m |
Rp
50,000 |
Rp 300,000 |
Rp 900,000 |
Jumlah |
33 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
1,650,000 |
Rp
4,950,000 |
b. Kuda-kuda sudut 30°
bentang 6 meter jumlah 6 buah :
Bahan
|
panjang |
Satuan
|
Harga
satuan |
Jumlah
harga |
6
kuda-kuda |
Balok tarik 8/12 |
36 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
1,800,000 |
Rp
10,800,000 |
Balok gantung 8/12 |
12 |
m |
Rp
50,000 |
Rp 600,000 |
Rp 3,600,000 |
Kaki kuda kuda 8/12 |
36 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
1,800,000 |
Rp
10,800,000 |
Balok skoor 8/12 |
24 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
1,200,000 |
Rp 7,200,000 |
Jumlah |
108 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
5,400,000 |
Rp
32,400,000 |
c. Setengah kuda-kuda sudut 30°
bentang 3 meter jumlah 2 buah :
Bahan
|
panjang |
Satuan
|
Harga
satuan |
Jumlah
harga |
2
setengah kuda-kuda |
Setengah balok tarik
8/12 |
6 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
300,000 |
Rp 600,000 |
Balok gantung 8/12 |
0 |
m |
Rp
50,000 |
Rp - |
Rp - |
Kaki kuda kuda 8/12 |
6 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
300,000 |
Rp 600,000 |
Balok skoor 8/12 |
4 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
200,000 |
Rp 400,000 |
Jumlah |
16 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
800,000 |
Rp 1,600,000 |
d. Gording, nok, jurai, balok tembok :
Bahan
|
panjang |
Satuan
|
Harga
satuan |
Jumlah
harga |
Nok 8/12 |
22 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
1,100,000 |
Jurai 8/12 |
36 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
1,800,000 |
Balok tembok 8/12 |
120 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
6,000,000 |
Gording 8/12 |
65 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
3,250,000 |
Jumlah |
243 |
m |
Rp
50,000 |
Rp
12,150,000 |
e. Usuk, reng, profil
Bahan
|
panjang |
Satuan
|
Harga
satuan |
Jumlah
harga |
Reng 3/4 |
620 |
m |
Rp
5,000 |
Rp
3,100,000 |
Usuk 5/7 |
170 |
m |
Rp
25,000 |
Rp
4,250,000 |
Profil 2/15 |
22 |
m |
Rp
20,000 |
Rp 440,000 |
Jumlah |
812 |
m |
Rp - |
Rp
7,790,000 |
Bahan
|
panjang |
Satuan
|
Harga
satuan |
Jumlah
harga |
Total biaya bahan |
1212 |
m |
Rp - |
Rp
58,890,000 |
2.6 Sambungan
2.7 Metode
pelaksanaan pembuatan kuda-kuda
Seperti pengalaman yang pernah saya dapatkan dari ayah
saya terkait pembutan kuda-kuda baik teori maupun praktik dilapangan :
1.
Membuat
daftar kebutuhan bahan yang lengkap
2.
Menyiapkan
alat-alat diperlukan hingga siap pakai (tajam dan tidak kondisi rusak)
3.
Menyiapkan
bahan yang diperlukan
4.
Mengetam
keempat sisi kayu (muka I, II, III, dan IV) hingga rata, halus, lurus, dan siku
antara muka yang satu dengan lainnya.
5.
Memotong
kayu sesuai gambar kerja
6.
Menyambung
balok tarik, yang biasa saya pakai sambungan bibir miring berkait
7.
Memberi
tanda dengan jelas (misalnya dengan memberi silang) bagian-bagian kayu yang
akan dihilangkan
8.
Membuat
lobang dan pen pada balok tarik dan balok gantung, kemudian membuat pen pada
kaki kuda-kuda
9.
Membuat
pen (purus) dengan menggunakan gergaji potong, gergaji belah, dan pahat tusuk
hingga hasilnya baik (rata, siku, dan tegak lurus mengikuti bentuk lukisan)
10. Membuat lobang dengan membuat pahat lobang
mengikuti garis kerja dengan kedalaman setengan tinggi kayu, untuk mempercepat
pembuatan lobang bisa menggunakan alat bantu bor (manual atau masinal)
11. Membuat takikan pada kaki kuda-kuda dengan
menggunakan gergaji potong, gergaji belah, dan dirapikan menggunakan pahat
tusuk atau pahat lobang.
12. Membuat lobang untuk balok gantung, dan
kaki kuda-kuda dan membuat pen untuk skoor
13. Mencoba memasang konstruksi sambungan, dan
diperhatikan secara seksama bagian-bagian mana saja yang masih perlu dibenahi agar menjadi bentuk sambungan
yang rata (tidak baling) dan rapat
14. Membenahi kekurangan –kekurangan yang ada
hingga sambungannya benar-benar rata (tidak baling) dan rapat
15. Membuat lobang untuk begel dan baut
16. Memasang kembali sambungan antar balok
tarik, balok gantung, kaki kuda-kuda dan skoor tersebut
17. Meratakan sambungan dengan menggunakan
ketam halus
18. Pemasang begel dan baut untuk memperkuat
sambungan.
19. Tahap paling akhir jika diperlukan pengawet untuk kayu non jati, bisa menggunakan cat mani untuk salah satu cara pengawetan kayu.
2.8 Metode
pelaksanaan pendirian kuda-kuda
Seperti pengalaman yang pernah saya dapatkan dari ayah
saya terkait pendirian kuda-kuda baik
teori maupun praktik dilapangan :
1.
Hal
pertama yang perlu diperhatikan adalah keselamatan kerja
2.
Kesiapan
pekerja jika tidak menggunakan alat berat
3.
Pastikan
konstuksi baik sturktur beton dan kontruksi kayu kuda-kuda sudah kuat dan siap
untuk dipasang
4.
Menaikkan
kuda-kuda dari ujung balok tarik dan sampai kedua balok tarik sudah naik keatas
5.
Kemudian
menaikkan atau menegakkan kuda-kuda sesuai dengan posisinya
6.
Pasang
alat penyangga agar kuda-kuda tidak roboh
7.
Kembali
ke langkah 4 sampai dengan 6 jika masih ada kuda-kuda yang belum dinaikkan
8.
Setelah
semua kuda-kuda naik dan sesuai dengan posisinya maka langkah selanjutnya
pemasangan nok terlebih dahulu dan dikunci menggunakan pasak kayu
9.
Disusul
dengan pemasangan gording dilanjutkan pemasangan balok tembok dan seterusnya
10. Jika menggunakan juring perlu dilakukan
pemotongan miring sesuai letaknya
11. Setelah pemasangan kerangka selesai dan
dikunci semua baik menggunakan pasak kayu maupun paku maka selanjutnya
pemasangan usuk/kaso
12. Pemasangan usuk/kaso perlu pemotongan miring untuk pertemuan sudut antara usuk dengan profil, kemudian pemasangan profil dan reng terakhir pemasangan penutup atap.
3. Penutup
3.1 Simpulan
Bahwa bangunan yang menggunakan kerangka kayu masih sangat banyak digunakan karena memperhatikan keawetan keindahan dan ketersediaan bahan baku. Masih mengembangkan adat jawa menggunakan kerangka atap bentuk joglo. Meskipun tidak dirancang oleh seorang arsitektur tetapi hanya oleh tukang lokal akan tetapi kekuatan desainnya sangat baik, mungkin sedikit kekurangan untuk perhitungan estimasi biaya berbeda dengan perencana dan dari segi fungsional kurang karena disebabkan desain yang besar tidak sesuai standar ukuran rumah, kemudian pembuatan ruangan masih dalam bentuk lorong memanjang. Pembuatan sangat cepat jika dikerjakan dengan mesin, mudah dalam pengerjaan dibandingkan dengan pembuatan kusen dari kayu dan pembuatan perabot rumah tangga/mebeler. Dilihat dari segi penguasaan desain seorang tukang lokal kurang mampu mengembangkan desain sehingga desainnya begitu-begitu aja karena dari hasil observasi rumah saya sendiri bahwa disekitar rumah saya hampir keseluruhan masih menggunakan desain seperti itu karena dari satu sisi sering bersilaturahmi kumudian dari sisi lain saya dan ayah yang membuat rumahnya. Kemudian dari standar ukuran kerangka atap semua sudah sesuai standar dan estetika bentuk sudah bagus. Terakhir bahwasannya orang desa tetap mempertahankan konsep mempertahankan adat yang masih akan terus menggunakan rumah joglo yang terkesan masih tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar