Sabtu, 11 Februari 2023

Perkembangan Peserta Didik - Pemahaman Efek Perilaku dan Fikiran pada Akhir Masa Kanak-kanak

 

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Perkembangan Peserta Didik

yang dibina oleh  Bapak Tri Kuncoro

 

 Oleh

Agus Mujiono

140521602410

  

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Januari 2015


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya. Karena berkat-Nya, kami berhasil menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Bapak Tri Kuncoro ini.

Makalah yang kami susun ini, memuat tentang pemahaman efek terhadap perilaku dan fikiran pada akhir masa kanak-kanak. Kami harap, makalah yang telah kami buat ini dapat membantu kita semua menjadi mahasiswa/i yang berwawasan luas, cerdas, serta berpengetahuan.

 Demikian kata pengantar yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat. Kata maaf pun tak lupa kami ucapkan bilamana ada kesalahan yang kami buat. Kritik dan saran juga menjadi hal yang kami harapkan agar kami bisa lebih baik dalam mengerjakan tugas selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

                                                                                                Malang, 14 januari 2015

 

                                                                                                         Penyusun


1.    PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan anak khususnya pada masa setelah kanak-kanak memberikan efek terhadap perilaku anak ataupun tingkah laku dan pemikiran yang dapat menimbulkan dampak positif dan juga negatif. “Banyak orang menganggap geng anak-anak (children’s gang) sebagai kelompok penjahat … geng anak sangat berbeda dengan geng remaja”(Hurlock,1991:156).

Anak akan berakhir masa kanak-kanaknya pada umur 6 tahun ataupun ditandai dengan masuknya ke kelas satu Sekolah Dasar. Hal ini menjadikan perubahan pada anak dalam pola kehidupan anak, sikap, nilai dan perilaku anak itu sendiri. Kemudian dari segi fisik akan mengalami perubahan, baik secara fisiknya ataupun psikologisnya. Dimulai pada saat itu anak akan mulai bisa merubah pergaulannya dari pemilihan teman dan juga bagaimana cara memperlakukan  teman atau bagaimana cara bergaulnya. Dari segi pemilihan  perminannya juga demikian akan semakin banyak ide-ide terbaru untuk mencari permainan barunya.

Pada akhir masa kanak-kanak anak mempunyai sejumlah keterampilan yang mereka pelajari sebelum meraka menduduki bangku Sekolah Dasar. Keterampilan tersebut dipengaruhi faktor lingkungan, kesempatan belajar, dan juga meniru keterampilan yang digemari temannya. Dengan adanya media komunikasi perkembangan anak sangat berpegaruh, baik dari media televisi yang utamanya dapat menjadikan anak berperilaku negatif karena tidak adanya pengawasan dari orang tua. Maka dari itu  perkembangan anak sangat penting pula ditentukan oleh peran orang tua sebelum mengenalkan anaknya terhadap dunia luar, orang tua memberikan kasih sayang perlakuan yang  baik didikan yang membawanya kearah yang positif, dalam hal utamanya menonton acara televisi yang sekiranya mendidik, cara bergaul baik di dalam lingkungan sendiri atau masyarakat. Menanamkan pola perilaku, nilai-nilai, sikap bagaimana bergaul bersama teman. Seiring bertambahnya usia anak akan menglami peningkatan kecerdasan, keberanian yang rata-rata di miliki oleh setiap anak. Anak-anak akan menjadi hebat dengan adanya peran orang tua serta lingkungan yang baik.


            1.2  Rumusan Masalah

a)      “Banyak orang menganggap geng anak-anak (children’s gang) sebagai kelompok penjahat … geng anak sangat berbeda dengan geng remaja”(Hurlock,1991:156).

b)      Bagaimana perilaku anak setelah masa kanak-kanak?

c)      Bagaimana kecenderungan anak yang ingin mencari hal yang baru dengan bertambahnya usia mereka?

d)      Bagaimana setelah berakhirnya masa kanak-kanak?

 

            1.3  Tujuan

a)    Memaparkan pernyataan Harlock yang mengatakan “Banyak orang menganggap geng anak-anak (children’s gang) sebagai kelompok penjahat … geng anak sangat berbeda dengan geng remaja”(Hurlock,1991:156).

b)   Memaparkan  perilaku anak setelah masa kanak-kanak

c)    Memaparkan kecenderungan anak ingin mencari hal yang baru dengan bertambahnya usia mereka

d)   Memaparkan setelah berakhirnya masa kanak-kanak

 

 

         2.    PEMBAHASAN

         2.1         Pemaparan Pernyataan Harlock

Harlock mengatakan “Banyak orang menganggap geng anak-anak (children’s gang) sebagai kelompok penjahat … geng anak sangat berbeda dengan geng remaja”(Hurlock,1991:156).

Bahwasanya anak memiliki geng bukan untuk menjadi geng penjahat melainkan mereka membuat geng untuk menyenangkan dirinya, tanggapan masyarakat bahwa seorang anak memilki geng maka anak tersebut dinilai nakal, padahal anak seusia bermain anak berhak memiliki kelompok, asalkan peran orang tua aktif dalam mengawasi anaknya. Seorang anak akan merasa terkekang apabila anak hanya berada dirumah dan tidak memiki kelompok bermain. Berbeda halnya dengan remaja, remaja memiliki geng yang menginginkan kesenangan dan juga memiliki kelompok bemain yang bertujuan bukan hanya untuk bermain saja namun mempunyai rencana yang negatif, yang menginginkan berkuasa, balas dendam, mengacau dan lain-lain.

         2.2         Perilaku Anak Setelah Masa Kanak-Kanak

Pada akhir masa kanak-kanak anak mulai membuat kelompok bermain dengan ditandai aktifitas-aktifitas berkumpul, apalagi anak yang belum bergabung dia mempunyai keinginan kuat untuk bergabung dengan kelompok tersebut, dan memiliki rasa tidak puas apabila dia tidak bersama teman-temannya. Anak tidak puas apabila cuma bermain sendiri dirumah hanya dengan anggota keluarganya. Dengan banyak teman tidak akan merasakan kesepian banyak teman dia akan puas dalam bermainnya.

Kelompok bermain tersebut juga dinamakan geng anak-anak, kanapa dinamakan geng anak-anak karena kumpulan mereka beranggotakan banyak dengan jenis kelamin sama membuat permainan yang sama, misal: olah raga makan bersama kemudian juga mempunyai identitas sama misalnya baju dengan warnanya yang sama.

Geng anak-anak mempunyai tujuan memperoleh kesenangan dengan permainan permainan yang membuat mereka asyik dan nyaman. Geng anak-anak lebih menyukai berteman dengan teman sebayanya, maksudnya mereka tidak begitu suka dengan kelompok yang jauh lebih tua dari mereka. Mereka lebih suka memilih anggota kelompok yang sesama jenis dengan tidak berteman campuran antara laki-laki dan perempuan dalam satu kelompoknya. Mereka kompak dengan pemilihan permainan yang sama, misalnya: bermain sepak bola dll.

         2.2.1  Dampak Perilaku Anak Setelah Masa Kanak-Kanak

Dampak positif adanya geng anak-anak ini menimbulkan proses sosialisasi anak dengan mengikuti kelompok geng anak-anak, dan juga membatu mengasah kemanpuan berfikir mereka kemudian juga dengan keberanian mereka. Apabila ada anak yang hanya berdiam diri dirumah pasti dia akan berbeda dengan anak yang lainnya karena anak yang jarang bergaul pengetahuannya sempit dan cenderung penakut. Dampak negatifnya bahwa anak selalu ingin menyamai teman-temannya baik dari segi pakaian, tingkah laku ataupun pendapat sehingga mereka harus mamaksa orang tua untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dampak lain sering terjadi pertentangan atau pertukaran pendapat antara anak dengan orang tua. Banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman daripada bersama keluarga, sehingga melalaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya. Dampak lain juga bisa terjadi apabila salah satu dari anggota mereka suka bermain dengan teman lawan jenis sehingga menimbulkaan permasalah terhadap anggota kelompoknya. Kemudian kecenderungan anak yang lebih tua atau faktor lain dari sosial ekonomi ataupun juga perbedaan agama yang mendiskriminasi anggota yang lainya dengan alasan dia lebih berkuasa apa yang dia perbuat, menjadikan dirinya pemimpin dari kumpulan tersebut meski tidak semua anggota telah menyetujuinya.

Adapun anak yang baru yang kesulitan mencari teman, dia berusaha bergabung dengan cara mencoba menegur atau bermain dengan salah satu anggota kelompok yang sudah terbentuk, dengan cara mengamati dan meniru permainan mereka dan berusaha mengambil perhatiannya. Anak yang baru tidak akan mungkin langsung diterima melainkan diabaikan bahkan ditolak, kemudian lama-kelamaan dengan pendekatan yang sering akhirnya bisa bergabung dengan kelompok tersebut.

          2.2.2  Teman Setelah Masa Kanak-Kanak

Anak yang lebih besar biasanya belum puas terhadap teman yang lebih kecil darinya, mereka cenderung memilih teman sebaya dan anak laki-laki lebih banyak teman dibandingkan kelompok anak perempuan. Anak laki-laki juga lebih suka bermain berkelompok dari pada perempuan yang cukup bermain dengan satu atau dua teman saja.

Pemilihan teman dengan cara, apakah dia serupa dengan dirinya dan kebutuhannya dan juga dilihat dari penampilan fisiknya. Anak apabila disekolah cenderung memilih teman sekelas daripada kelas lain dan lebih memilih sejenis daripada lawan jenis. Keramahan, kerjasama, kebaikan hati, kejujuran, kemurahan hati, sportivitas, itu kriteria untuk menjadi teman dan lebih suka memilih dengan memandang sosial ekonomi, ras dan agama yang sama. Perlakuan kurang baik pastinya akan terjadi didalam kelompok seperti perkelahian antar anggota-anggotanya, perselisihan pendapat, dan mengakibatkan mereka miskomunikasi ataupun juga hanya bersifat sementara saja.

Didalam anggota keluaga anak perlu menyesuaikan diri apabila dia memiliki saudara, terlebih kalau memiliki banyak saudara, akan lebih banyak belajar menyesuaikan diri terhadap anggota keluarganya. Dari sebagian anggota kelompok pasti ada yang mempunyai rasa sangat senang dengan anggota kelompoknya namun ada juga anggota kelompok yang hanya menerimanya sebagai anggota kelompok saja bukan didasarkan atas kerelaannya mengikuti kelompoknya. Anak dengan bertambahnya usia akan lebih cepat mengembangkan diri seperti kebiasaan bersifat murah hati. Hal ini akan lebih disenangi teman-temannya dan akan mendapat reputasi yag berlangsung lama dengan penilaian teman-temannya terhadap dirinya.

Dengan seringnya berkumpul menghabiskan waktu bersama-sama anak yang memiliki keterampilan yang lebih diantara mereka akan cenderung dipilih menjadi pemimpin, anak yang berperan sebagai pemimpin dalam bermain dan mereka puas dengan kepemimpinannya maka akan menjadikan kesempatan untuk dipilihnya menjadi ketua kelas.

     2.3     Kecenderungan Anak Ingin Mencari Hal Yang Baru Dengan Bertambahnya Usia Mereka

Tugas rumah yang didapatkan dari sekolah akan membuat waktu bermain mereka lebih sedikit dibandingkan dengan sebelum mereka menduduki bangku sekolah, apabila mendapatkan kebosanan mereka menghibur diri dengan menonton televisi, mendengarkan radio dan membaca. Anak perempuan lebih sadar permainan apa yang pantas untuk dia dan perempuan lebih suka bermain sendiri, dan tidak terlalu banyak menggunakan aktifitas fisik.

Bermain konstruktif bagi anak laki-laki seperti halnya permainan dari kayu kemudian bagi perempuan menyukai kontruktif lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, dll. Bernyanyi sebagian besar anak-anak menyukainya terlebih anak perempuan sedang anak laki-laki lebih suka menyanyi namun dengan lagu yang konyol.

         2.4     Berakhirnya Masa Kanak-Kanak

         2.4.1  Berakhirnya Masa Kanak-Kanak Sikap Dan Perilakunya Akan Berubah

Ada anak yang memiliki hobi berjelajah, misal anak kota ingin menjelajah lingkungan desa, dan sebaliknya anak desa ingin menjelajah lingkungan kota. Apalagi dilakukan bersama dengan teman-teman bukan menjelajah secara individu ataupun cuma dengan anggota keluarga. Tetapi bagi anak perempuan dibatasi kemana mereka diperbolehkan untuk bermain.

Bertambahnya usia anak tidak puas dengan bermain dengan mainan sederhana, permainan yang diminati lebih ke yang tingkat permainan dewasa seperti bola basket, sepak bola, tidak semata-mata hanya kesenangan belaka. Anak laki-laki lebih suka bermain diluar daripada anak perempuan, sebagian minat yang lebih besar adalah olah raga. Anak laki-laki lebih suka bermain dengan skala besar dibandingkan dengan perempuan. Anak laki-laki tidak memandang selisih umur mereka tetapi wanita memilih teman yang umurnya setara dengannya. Anak perempuan sering memainkan permainan laki-laki tetapi laki-laki tidak suka memainkan permainan perempuan. Anak laki-laki lebih suka pertandingan dengan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan perempuan. Apabila anak tidak bersama kelompoknya pada malam hari, hari-hari libur, mereka menghibur diri dengan membaca komik, mendengarkan radio, menonton televisi, dan ada juga yang melamun atau berkhayal. Melamun merupakan kegiatan yang mudah dan tidak perlu membutuhkan tenaga.

Semakin bertambahnya umur mereka anak akan berkembang dalam segi moralnya, dari yang awalnya belum mengerti bagaimana sopan santun, seiring pula dengan pergaulan dan didikan di sekolah menjadikan anak mengerti bagaimana memiliki moral yang baik. Disiplin sebagai pengaruh utama terhadap pengembangan moral, anak yang disiplin akan lebih cepat memiliki moral yang baik dibandingkan anak yang pemalas yang akan sulit mengendalikan sikap sopan santunnya terhadap orang lain. Jika budaya disiplin dibiasakan sejak kecil maka anak dengan sendirinya akan tahu bagaimana moral yang baik, seperti apa sopan santun, bertingkah laku dan sebagainya. Anak yang sudah faham akan hal tersebut akan mengetahui tindakan yang dilakukannya benar atau salah dan akan merasa bersalah dengan apa sudah dia lakukan dan akan timbul rasa malu jika kesalahan itu terulang kembali. Sebaliknya apabila anak tidak ditanamkan sejak kecil tentang kedisiplinan maka anak tersebut akan memiliki rasa acuh tak acuh dengan apa yang mereka lakukan. Apabila mereka melakukan kesalahan mereka tidak memiliki rasa bersalah dan bahkan tidak punya rasa malu terhadap apa yang sudah mereka lakukan.

Dalam suatu kelompok anak yang lebih kecil akan lebih banyak salahnya dibandingkan dengan anak yang lebih besar, karena anak yang lebih kecil tidak tau apa yang seharusnya dilakukan atau  tidak mengetahui keinginan apa yang diharapkan dari temannya yang lebih besar, selain itu anak yang lebih besar dominan berkuasa dari pada anak yang lebih kecil. Itulah sebabnya anak yang lebih kecil banyak mempunyai salah dibandingkan anak yang lebih besar. Namun didalam lingkup sekolah anak yang lebih besar yang lebih banyak membuat kesalahan karena mereka sudah memiliki keberanian untuk melanggar dan sudah tidak takut lagi terhadap sangsi yang akan diberikannya. Didalam sekolah pasti banyak peraturan-peraturan yang harus ditaati setiap siswa namun ada sebagian yang menganggap bahwa peraturan tersebut tidak adil karena dia tidak memiliki kebebasan bertingkah laku didalam lingkungan sekolah tersebut. Anak yang semakin besar akan merasa bosan dan tidak menyukai sekolah lagi, dan bahkan tidak menyukai guru yang mengajarnya dan juga mata pelajarannya membosankan sehingga membuat anak tidak mengikuti mata pelajaran yang tidak disukainya.

Tidak cuma pelanggaran didalam lingkup sekolah saja namun anak laki-laki juga melakukan pelanggaran dirumah, dilingkungan tetangga, berbeda dengan perempuan. Apabila anak laki-laki melakukan pelanggaran, tidak dikenakan sangsi atau mendapatkan kebebasan  karena dianggap bahwa anak laki-laki memang sikapnya seperti itu, dan anak laki-laki cenderung melanggar karena ingin memperlihatkan kejantanannya terhadap teman-temannya. Sebaliknya anak perempuan apabila melakukan pelanggaran akan dikenakan sangsi karena memang kodrat wanita seperti itu, hukuman ringannya tidak diperbolehkan main keluar rumah.

     2.4.2   Setelah Berakhirnya Masa Kanak-Kanak Anak Akan Memiliki Pemikiran Untuk Memilih Minat Ataupun Cita-Cita Untuk Kedepannya

Setiap anak tentu mengembangkan minat individual tertentu,  namun ada juga mereka mengembangkan minat yang sama dengan yang lainnya. Seiring bertambahnya usia anak semakin kuat memikirkan minat atau cita-cita yang mereka inginkan, misal perempuan yang minat pada masalah kesehatan, ingin menjadi perawat atau dokter. Sedangkan anak laki-laki berminat dalam olah raga mungkin ingin menjadi pemain sepak bola dll. Prestasi sangat dipengaruhi oleh minat seseorang, anak yang berminat hitung-hitung maka nilai matematikanya akan bagus tetapi sebaliknya apabila tidak bisa hitung-hitungan maka nilainya akan buruk. Minat akan menjadi kepuasan seumur hidup, anak akan sering mengulang minat-minat yang mereka kuasai sehingga menjadi suatu kebiasaan.

      2.4.3   Berakhirnya Masa Kanak-Kanak Mereka Akan Memilih Teman Bermain Sesuai Dengan Penggolongan Peran Seksnya

Penggolongan peran seks pada akhir masa kanak-kanak berasal tekanan teman-teman sebaya harus sepenuhnya mengikuti keyakinan nilai-nilai norma, perilaku bila ingin diterima dikelompok. Dipandang dari pandangan tradisional menganggap lebih pandai atau unggul daripada perempuan, ada juga pendapat kalau perempuan dipandang sama seperti laki-laki. Penggolongan peran seks berpengaruh pada perilaku dan penilaian diri, baik dalam penampilan, pakaian bahkan gerak-gerik. Mereka sudah mengetahui bahwa sebelum duduk dibangku sekolah mereka mengetahui bahwa permainan, membaca buku dan komik, menonton acara televisi, sudah sesuai untuk laki-laki.

Anak laki-laki diharapkan menciptakan pendidikan dan pekerjaan yang lebih tinggi dari pada anak perempuan. Anak laki-laki belajar untuk memperoleh nilai setinggi-tingginya untuk melanjutkan karier yang lebih tinggi dan mampu memilih pekerjaan yang lebih bergengsi daripada perempuan. Dengan adanya pemahaman seperti ini maka anak perempuan kemampuan berfikirnya dibawah anak laki-laki dan anak perempuan jarang memiliki prestasi yang lebih dari anak laki-laki. Permainan sepak bola, bola basket, dominan kepada anak laki-laki karena anak laki-laki lebih pantas bermain dan perempuan hanya pantas sebagai penontonnya saja.

     2.4.4   Berakhirnya Masa Kanak-Kanak Anak Akan Mengalami Perubahan-Perubahan Kepribadian

Terganggunya perkembangan anak disebabkan oleh peran orang tua yang tidak selalu mengawasi tingkah laku anaknya ataupun cara mendidik yang salah dengan menghambur-hamburkan uang untuk kebutuhan anak membuang-buang waktu untuk anak dengan sia-sia, harapan orang tua yang yang tidak selaras dengan minat dan bakat anak sperti: menuntut anak harus pandai, jika tuntutannya tidak terpenuhi anak akan dikritik, dimarahi bahkan sampai dihukum. Metode mendidik kedisplinan anak yang salah , setatus ekonomi orang tua, contoh: apabila anak membandingkan rumahnya dengan rumah temannya dan rumahnya lebih buruk dari rumah temannya maka anak tersebut menyalahkan orang tuanya dan kemudian orang tuanya membenci apa yang dikatakan anaknya itu adalah sikap orang tua yang salah. Pekerjaan orang tua, apabila ibunya bekerja diluar rumah maka akan berpengaruh juga terhadap perkembangan anaknya, kemudian kesadaran sikap anak terhadap orang tua, orang tua tidak peka terhadap apa-apa yang anak inginkan terhadap sikap dan watak orang tuanya yang cenderung anak tersebut meniru dari acara televisi, anaknya menginginkan orang tua yang seperti di acara televisi tersebut. Pertentangan antara saudara dalam anggota keluarga, adanya kesalah pahaman antara saudaranya, contoh: kalau kakaknya lebih disayang daripada dirinya. perubahan sikap terhadap sanak saudara ataupun teman, kemudian apa bila bersama orang tua tiri akan menjadi dampak yang buruk terhada perkembangan anak.

Hampir dari keseluruhan anak menjadi pusat pandangan orang tua, dan juga sebagian pandangan dari guru-guru, teman sekelasnya dan para tetangganya. Hubungan keluarga antara lain orang tua, saudara kandung dan sanak keluarga lain tetap sangat menjadi faktor utama untuk perkembangan kepribadian anak. Kondisi lingkungan tidak stabil tidak menjadi faktor besar perkembangan anak akan tetapi lingkungan yang tidak stabil akan menjadi pengaruh besar terhadap anak. Teman yang suatu saat bertindak baik dan suatu saat bertindak buruk maka akan sangat mempengaruhi perkembangan anak.

Anak cenderung meniru tokoh siapa yang di suka didalam tokoh film, maka dari itu orang tua harus lebih sering menbimbing anak agar tontonan yang mereka tonton dapat dikontrol. Dan dengan bertambahnya usia maka anak akan mencari jati dirinya dengan cara merubah pakaian, cara berdandan, gaya berbicara, dan cara berperilaku. Usahanya untuk menperoleh jati diri anak tersebut harus berusaha untuk dapat bertindak mandiri dan mencoba untuk melepas pengawasan orang tua yang mengekang terhadap dirinya.


    3.    PENUTUP

    3.1  Simpulan

Di akhir masa kanak-kanak anak akan mulai mencari kelompok untuk bermain dengan memilih teman sebaya teman sesama jenis. Namun dengan memiliki kelompok akan berdampak positif dan negatif yang cenderung akan membawa perubahan terhadap anak, dampak positif akan menjadikan anak berkembang baik sedangkan dampak negatif anak akan berkelakuan buruk. Anak akan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain sebelum anak menduduki banku sekolah, disaat sudah mengginjak kelas satu anak sudah memiliki tugas rumah dan otomatis akan berkurang jadwal bermainnya. Dengan bermain bersama kelompok akan mengembangkan bakat dan minat anak, memiliki banyak teman dan juga akan mudah bersosialisasi dengan masyarakat. Masa akhir kanak-kanak juga menentukan kepribadian anak, karakter anak dipengaruhi cara bergaul anak baik dirumah, lingkungan sekolah dan juga lingkungan masyarakat.

  

    3.2  Daftar Rujukan

Hurlock Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: ERLANGGA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar