MAKALAH
untuk memenuhi tugas
matakuliah
Evaluasi Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Tri
Kuncoro
Oleh
Agus Mujiono NIM 140521602410
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Maret 2017
1.
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang Masalah
Menurut Ralph Tyler
(1950) didalam Arikunto (2013: 3), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan
data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan
pendidikan sudah tercapai jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
Perlunya evaluasi dalam pendidikan agar supaya seorang guru dapat mengukur
sejauh mana kemampuan siswa yang dimiliki dalam mengikuti proses pembelajaran,
melihat kemampuan siswa lebih cenderung ke hal apa sehingga proses pembelajaran
bisa terkontrol keberhasilannya. Untuk dapat mengevaluasi hasil pendidikan
perlu adanya instrument dalam evaluasi.
Secara
garis besar, instrument evaluasi yang digunakan digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu tes dan bukan tes (nontes). Tes dan nontes disebut juga sebagai teknik evaluasi
(Arikunto, 2013: 39-40). Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian
besar siswanya mampu mengerti dan memahami terhadap apa yang disampaikan oleh
seorang pengajar, oleh karena itu instrumen evaluasi sangat penting untuk
dilakukan, baik melalui evaluasi dengan tes ataupun secara non tes. Kemampuan
siswa akan terlihat sebagaimana tes yang dilakukan, dengan mempertimbangkan
pemberian tes yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Kemudian evaluasi
dapat dikatakan baik jika tes yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Didalam
suatu pembelajaran sudah barang tentu seorang pengajar memiliki bentuk tersendiri
untuk menyusun sebuah evaluasi pembelajaran terhadap anak didiknya. Bentuk evaluasi
ada tes dan nontes, tes meliputi tes diagnostic, tes formatif, tes sumatif dan
yang nontes meliputi skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara,
pengamatan, riwayat hidup (syarifah, 2013). Dari sekian banyaknya uraian dari
bentuk-bentuk tes maka seorang pengajar harus pandai memilih beberapa uraian
bentuk tes yang dilakukan, ataupun dapat juga dilakukan secara berkala dengan
menggunakan masing-masing urian dari betuk-bentuk tes tersebut.
Baca juga disini Perkembangan Peserta Didik - Pemahaman Efek Perilaku dan Fikiran pada Akhir Masa Kanak-kanak
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang
sudah djelaskan diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa
saja jenis instrument evaluasi dalam pembelajaran?
2. Apa
saja bentuk-bentuk tes dalam pembelajaran?
1.3
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memaparkan
jenis instrumen evaluasi dalam pembelajaran.
2. Memaparkan
bentuk-bentuk tes dalam pembelajaran.
2.
Pembahasan
2.1
Pengertian
instrumen
Instrumen adalah suatu alat yang
memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam
bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa,
factor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil
belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar
guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu (Disnawati, 2012).
Perlunya alat ukur evaluasi pembelajaran bertujuan
untuk mengukur kemampuan belajar siswa, tingkat pemahaman dan penilaian proses
mengajar guru. Dengan adanya instrumen pembelajaran diharapkan seorang pengajar
mampu mengevaluasi anak didiknya dan juga mampu mengevaluasi untuk dirinya
sendiri. Terlebih jika seorang pengajar belum berhasil dalam proses belajar
mengajar, maka harus dia dapat mengubah cara ataupun metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran.
2.2
Pengertian
evaluasi
Menurut
Zainul dan Nasution (2001) didalam Wulan (2001, 6) menyatakan bahwa evaluasi
dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes. Secara garis besar dapat dikatakan
bahwa evaluasi adalah pengambilan hasil suatu pembelajaran dengan cara mengukur
sejauh mana kemampuan peserta didik dengan menggunakan berbagai bentuk tes.
Hasil evaluasi menggambarkan kegagalan dan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, baik dari peserta didik maupun dari
seorang pengajar. Pentingnya sebuah evaluasi diharapkan akan dapat dikembangkan
dimana hal yang kurang baik akan menjadi baik demikian juga hal yang sudah baik
agar supaya bertahan dan terlebih dapat ditingkatkan. Selanjutnya dapat
diimplementasikan dipembelajaran selanjutnya agar kualitas pembelajaran semakin
hari semakin baik.
2.3
Jenis
evaluasi
Menurut Arikunto (2013: 41), jenis
evaluasi dibagi menjadi dua yaitu 1).teknik nontes: skala bertingkat,
kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan 2).teknik tes: diagnotik,
formatif, sumatif.
a. Teknik
nontes
Teknik nontes terbagi menjadi 6 yaitu:
1. Skala
bertingkat (rating scale) yaitu skala
yang menggambarkan sebuah nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
2. Kuisioner
(quisionair) disebut juga dengan
istilah angket. Kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang dapat diukur
yang ditujukan terhadap responden, yang bertujuan untuk mengetahui data ataupun
pendapat dari responden.
3. Daftar
cocok (check list) adalah deretan
pertanyaan yang singkat dan hanya membutuhkan tanda (centang/silang/lingkaran/dll)
dari responden untuk mengisinya ditempat yang sudah disediakan.
4. Wawancara
(interview) adalah cara yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan sepihak
karena hanya salah satu yang berhak tanya, responden hanya berhak untuk
menjawab.
5. Pengamatan
(observasi) yaitu suatu teknik
pengumpulkan data dengan cara pengamatan secara teliti dan dicatat secara
sistematis.
b. Teknik
tes.
Teknik tes terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan
peserta didik sehingga jika terdapat kelemahan segera dilakukukan penanganan.
2. Tes
formatif yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta
didik dalam pemahaman pembelajaran pada akhir pelajaran seperti halnya ulangan
harian.
3. Tes
sumatif yaitu tes yang dilaksanakan diakhir semester berupa ujian umum untuk mengetahui
sejauh mana kemapuan peserta didik terhadap pembelajaran.
2.4
Bentuk-bentuk
tes
Menurut Arikunto (2013: 177),
bentuk-bentuk evaluasi dibagi menjadi dua yaitu 1). Tes subyektif, 2).
Obyektif: tes benar-salah, tes pilihan ganda, menjodohkan, tes isian.
a. Tes
subyektif
Tes subyektif biasa dilakukan dengan menngunakan
tes uraian, tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban berbentuk uraian
ataupun penjelasan-penjelasan.
b. Tes
obyektif
Tes obyektif dibagi menjadi empat yaitu:
1. Tes
benar-salah (true-false) adalah suatu
tes pernyataan yang ditujukan kepada peserta didik untuk menjawab tes dengan
melingkari huruf B jika pernyataan itu benar dan jika pernyataan itu salah maka
huruf S yang dilingkari.
2. Tes
pilihan ganda (multiple choice test) adalah
suatu pernyataan atau pergertian dan lain sebagainya yang belum lengkap, peserta didik diminta untuk
melengkapinya dengan pilihan yang sudah disediakan. Jawaban yang biasa
digunakan adalah satu jawaban yang benar dan jawaban lain mengecoh.
3. Menjodohkan
(matching test) adalah tugas peserta
didik memasangkan pertanyaan dengan kolom satu pertanyaan dan kolom dua berisi
jawaban yang disusun secara acak, sehingga pertnayaan tersebut terjawab sesuai
jawaban yang dipilih.
4. Tes
isian (completion test) adalah sebuah
tes yang dilakukan dengan cara memberikan pernyataan yang kurang lengkap,
sehingga peserta didik diminta
melengkapi pernyataan tersebut.
3.
Penutup
3.1
Simpulan
Berdasar uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
beberapa jenis instrumen yang dapat diterapkan dalam proses evaluasi
pembelajaran, jenis instrumen tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan yang
cocok untuk peserta didik agar mampu mengukur seberapa jauh kemampuan yang
dimiliki.
Berbagai bentuk tes dapat diambil
beberapa untuk melakukan evaluasi hasil. Tes ini dapat dilaksanakan diakhir
pekan atau diakhir semester, yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
yang telah diikuti oleh peserta didik.
3.2
Saran
Sebaiknya harus semaksimal mungkin pelaksaan evaluasi
dilakukan agar supaya proses pembelajaran memang benar-benar dilaksanakan
dengan maksimal. Seorang pengajar harus telaten membuat dan melakukan evaluasi
disetiap akhir pekannya. Sesuai dengan pembahasan diatas jika ditemukan atau
terdiagnosis peserta didik yang bermasalah maka dapat diketahui dan dapat
dengan cepat mendapatkan penanganan.
Baca juga disini METODE KURSUS FACE TO FACE (FTF) SEBAGAI PELATIHAN PENGUASAAN SOFTWARE AUTOCAD UNTUK MAHASISWA BARU TEKNIK SIPIL YANG CEPAT DAN MUDAH
DAFTAR
RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Disnawati, 2012. Pengertian
Fungsi dan Jenis-jenis Instrumen Tes dalam Pendidika. (Online), (https://disnawati.wordpress.com/2012/03/06/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis-instrumen-tes-dalam-pendidikan-1/),
diakses 3 Maret 2017
Syarifah, 2013. Resume buku Pai Prof. dr. Suharsimi
Arikunto. (Online),
(https://zainzuhaili.wordpress.com/2013/06/25/resume-buku-evaluasi-pai-prof-dr-suharsimi-arikunto/),
diakses 3 maret 2017
Wulan,
Ana Ratna, 2001. Pengertian Asesmen.
(Online), (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/pengertian_asesmen.pdf),
diakses 4 maret 2017