Rabu, 15 Maret 2023

Hal penting dalam pekerjaan Cut and Fill

Hal Penting yang harus dilakukan didalam Pekerjaan Cut and Fill

Pekerjaan Cut and Fill merupakan suatu pekerjaan pembuka atau pekerjaan yang pertama kali dikerjakan dalam penyiapan pematangan lahan. Dalam pekerjaan Cut & Fill langkah awal yang dikerjakan yaitu pekerjaan Clearing atau pembersihan pohon, rumput, sampah-sampah dengan sebutan lain disposal yang ada dilokasi pekerjaan. Kemudian masuk pekerja surveyor untuk melakukan pengukuran yang disebut MC nol (MC-0). Fungsi MC-0 yaitu untuk mengetahui batas lahan (Boundary) dan juga elevasi existing (Z) yang nantinya akan dipakai untuk perhitungan Luasan dan Volume dengan menggunakan Software Civil 3D. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan Cut & Fill.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengerjakan pekerjaan Cut & Fill yaitu sebagai berikut:

1.    Dalam kondisi tanah sawah atau berlumpur perlu dilakukan pengetesan (Dynamic Cone Penetrometer) DCP sebelum dilakukan pekerjaan clearing, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kedalaman yang mencapai tanah keras dengan hasil minimum 4-6% sebagai platform atau untuk tanah dasar di area lahan timbunan/fill. Setelah diketahui kedalaman lumpur dapat dilakukan pengkuran atau Stake Out untuk elevasi existing dan dapat dilakukan clearing dan pengangkatan lumpur sesuai dengan kedalaman hasil test DCP yang sudah diperoleh. Setelah lumpur diangkat dan dipindahkan dapat dilakukan pekerjaan pengukuran pengambilan data elevasi galian lumpur yang nantinya akan digunakan untuk menghitung volume lumpur yang sudah diambil. Catatan, apabila lumpur akan digunakan untuk timbunan kembali maka lumpur dikeringkan dan dicampur atau di blending dengan tanah asli agar kualitas tanahnya menjadi lebih baik.

2.    Dilokasi area galian atau area Cut perlu dilakukan pengambilan sampel tanah dan diuji Proctor dan uji lainnya di laboratorium untuk mengetahui kadar air, berat volume,berat jenis, dll. Dilokasi area timbunan atau area Fill dilakukan pengujian Sand Cone untuk pengecek kepadatan lapangan dengan membandingkan hasil pengujian lapangan dengan hasil pengujian di laboratorium.

 

Baca disini cara pengujian Sand cone dalam SNI 2828:2011

 

3.    Proses penimbunan yang dilakukan harus berdasarkan hasil pelaksanaan Trial Compaction. Apa yang dimaksud trial compaction? Trial Compaction yaitu kegiatan percobaan penimbunan dengan melakukan berbagai ukuran tebal timbunan dan banyaknya lintasan pemadatan. Misal trial pertama dengan timbunan menggunakan tebal gembur 23 cm dengan pemadatan 5 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial kedua dengan timbunan menggunakan tebal gembur 23 cm dengan pemadatan 10 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial ketiga dengan timbunan menggunakan tebal gembur 33 cm dengan pemadatan 5 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial keempat dengan timbunan menggunakan tebal gembur 33 cm dengan pemadatan 10 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial kelima dengan timbunan menggunakan tebal gembur 43 cm dengan pemadatan 5 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial keenam dengan timbunan menggunakan tebal gembur 43 cm dengan pemadatan 10 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Dari 6 kali trial compection atau percobaan pemadatan tersebut diambil 1 (satu) ketetapan tebal gembur dan mendapat hasil tebal padat timbunan per layer serta jumlah lintasan pemadatan yang dilakukan. Percobaan tebal gembur dan jumlah lintasan diatas dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi dan jenis tanah yang ada dilapangan.

4.    Penimbunan dilakukan layer per layer dengan ketebalan yang sudah ditentukan dari hasil trial compaction kemudian digelar/dihampar menggunakan alat berat buldozer dan dipadatkan menggunakan alat berat pemadat yaitu Sheep Foot dan Smooth Drum. Setelah mencapai jumlah lintasan pemadatan dilakukan pengecekan kepadatan dengan menggunakan Test Sand Cone, pemimbunan dilakukan layer per layer sesuai dengan prosedur pekerjaan sampai dengan batas elevasi yang direncanakan.

5.    Dalam ketinggian tertentu harus dilakukan pengerjakan slope atau kemiringan lereng dengan perbandingan kemiringan tertentu, misalnya kemiringan dengan 1 : 2,5. Hal ini perlu dilakukan karena untuk mencegah terjadinya longsor. Apabila terjadi longsor, pekerjaan perbaikan longsor akan lebih sulit dan membutuhkan biaya yang mahal jika pekerjaan slope diabaikan.

6.    Perlu dilakukan pengalihan aliran air sementara di area galian dan timbunan agar lokasi pekerjaan tidak terdapat genangan air yang akan mengganggu aktivitas jalannya pekerjaan.

 Baca juga disini Pekerjaan Tanah Cut and Fill

Beberapa hal-hal ditas yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Cut and Fill, agar mutu & kualitas pekerjaan terjaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar