Hal Penting yang harus dilakukan didalam Pekerjaan Cut and Fill
Pekerjaan Cut and Fill merupakan
suatu pekerjaan pembuka atau pekerjaan yang pertama kali dikerjakan dalam penyiapan
pematangan lahan. Dalam pekerjaan Cut & Fill langkah awal yang dikerjakan
yaitu pekerjaan Clearing atau pembersihan pohon, rumput, sampah-sampah dengan
sebutan lain disposal yang ada dilokasi pekerjaan. Kemudian masuk pekerja
surveyor untuk melakukan pengukuran yang disebut MC nol (MC-0). Fungsi MC-0
yaitu untuk mengetahui batas lahan (Boundary) dan juga elevasi existing (Z) yang
nantinya akan dipakai untuk perhitungan Luasan dan Volume dengan menggunakan
Software Civil 3D. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pekerjaan Cut & Fill.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengerjakan pekerjaan Cut & Fill yaitu sebagai berikut:
1.
Dalam
kondisi tanah sawah atau berlumpur perlu dilakukan pengetesan (Dynamic Cone
Penetrometer) DCP sebelum dilakukan pekerjaan clearing, hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk menentukan kedalaman yang mencapai tanah keras dengan hasil minimum
4-6% sebagai platform atau untuk tanah dasar di area lahan timbunan/fill. Setelah
diketahui kedalaman lumpur dapat dilakukan pengkuran atau Stake Out untuk
elevasi existing dan dapat dilakukan clearing dan pengangkatan lumpur sesuai
dengan kedalaman hasil test DCP yang sudah diperoleh. Setelah lumpur diangkat
dan dipindahkan dapat dilakukan pekerjaan pengukuran pengambilan data elevasi
galian lumpur yang nantinya akan digunakan untuk menghitung volume lumpur yang sudah
diambil. Catatan, apabila lumpur akan digunakan untuk timbunan kembali maka lumpur
dikeringkan dan dicampur atau di blending dengan tanah asli agar kualitas tanahnya
menjadi lebih baik.
2.
Dilokasi
area galian atau area Cut perlu dilakukan pengambilan sampel tanah dan diuji Proctor
dan uji lainnya di laboratorium untuk mengetahui kadar air, berat volume,berat
jenis, dll. Dilokasi area timbunan atau area Fill dilakukan pengujian Sand Cone
untuk pengecek kepadatan lapangan dengan membandingkan hasil pengujian lapangan
dengan hasil pengujian di laboratorium.
Baca disini cara pengujian Sand cone dalam SNI 2828:2011
3.
Proses
penimbunan yang dilakukan harus berdasarkan hasil pelaksanaan Trial Compaction.
Apa yang dimaksud trial compaction? Trial Compaction yaitu kegiatan percobaan
penimbunan dengan melakukan berbagai ukuran tebal timbunan dan banyaknya
lintasan pemadatan. Misal trial pertama dengan timbunan menggunakan tebal
gembur 23 cm dengan pemadatan 5 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial kedua
dengan timbunan menggunakan tebal gembur 23 cm dengan pemadatan 10 kali
lintasan pemadatan maju-mundur. Trial ketiga dengan timbunan menggunakan tebal
gembur 33 cm dengan pemadatan 5 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial keempat
dengan timbunan menggunakan tebal gembur 33 cm dengan pemadatan 10 kali
lintasan pemadatan maju-mundur. Trial kelima dengan timbunan menggunakan tebal
gembur 43 cm dengan pemadatan 5 kali lintasan pemadatan maju-mundur. Trial keenam
dengan timbunan menggunakan tebal gembur 43 cm dengan pemadatan 10 kali
lintasan pemadatan maju-mundur. Dari 6 kali trial compection atau percobaan
pemadatan tersebut diambil 1 (satu) ketetapan tebal gembur dan mendapat hasil
tebal padat timbunan per layer serta jumlah lintasan pemadatan yang dilakukan. Percobaan
tebal gembur dan jumlah lintasan diatas dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi
dan jenis tanah yang ada dilapangan.
4.
Penimbunan
dilakukan layer per layer dengan ketebalan yang sudah ditentukan dari hasil trial
compaction kemudian digelar/dihampar menggunakan alat berat buldozer dan dipadatkan
menggunakan alat berat pemadat yaitu Sheep Foot dan Smooth Drum. Setelah mencapai
jumlah lintasan pemadatan dilakukan pengecekan kepadatan dengan menggunakan Test
Sand Cone, pemimbunan dilakukan layer per layer sesuai dengan prosedur
pekerjaan sampai dengan batas elevasi yang direncanakan.
5.
Dalam
ketinggian tertentu harus dilakukan pengerjakan slope atau kemiringan lereng
dengan perbandingan kemiringan tertentu, misalnya kemiringan dengan 1 : 2,5. Hal
ini perlu dilakukan karena untuk mencegah terjadinya longsor. Apabila terjadi
longsor, pekerjaan perbaikan longsor akan lebih sulit dan membutuhkan biaya
yang mahal jika pekerjaan slope diabaikan.
6.
Perlu
dilakukan pengalihan aliran air sementara di area galian dan timbunan agar
lokasi pekerjaan tidak terdapat genangan air yang akan mengganggu aktivitas jalannya
pekerjaan.
Beberapa hal-hal ditas yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Cut and Fill, agar mutu & kualitas pekerjaan terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar