Pengujian Berat Jenis (Specific Grafity)
I. Pendahuluan
Tujuan
dari pengujian berat jenis ini untuk menentukan berat jenis tanah dengan ukuran
butiran tanah yang lolos ayakan No.4 (4,75 mm) dengan. menggunakan piknometer.
Berat
jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat air yang mempunyai volume
sama pada suhu tertentu. Untuk menghitung indeks propertis tanah (misalnya :
angka pori, berat isi tanah, derajat kejenuhan, karakteristik pemampatan), dan
sifat-sifat penting tanah lainnya Dperlukan berat jenis tanah.
Benda uji yang dipakai adalah yang lolos ayakan No. 10 (2,00 mm) apabila nilai Gs yang digunakan dalam perhitungan pada percobaan adalah hidrometer.
Sifat tanah secara umum yaitu tanah organis mempunyai berat jenis yang kecil dapt digunakan untuk menentukan ilai berat jenis tanah (Gs), sedangkan adanya kandungan mineral berat lainnya (misal: besi) ditunjukkan dari berat jenis tanahnya yang besar.
Baca juga Pengujian Batas Plastis, Pengujian Batas Susut, Pengujian Batas Cair, Analisis Saringan, Sondir Test, Sand Cone Test, dsb.
II. Tujuan Pengujian
2.1
Praktikan melakukan prosedur yang benar untuk menentukan nilai berat jenis tanah berbutir halus di
laboratorium.
2.2 Praktikan dapat menggunakan nilai Gs yang diperoleh untuk menghiu=tung besaran-besaran sifat fisik tanah penting lainnya.
III. Peralatan
3.1
Piknometer yang digunakan yaitu kapasitas 50 ml dan 100 ml.
3.2 Timbangan
dengan ketelitian 0,001 gram dan 0,01 gram.
3.3 Desikator.
3.4 Oven
dengan pengaruh suhu (110 ± 5)o C.
3.5 Thermometer
ukuran 0oC-50oC dengan ketelitian membaca 1oC.
3.6 Ayakan
#4, #10, #40.
3.7 Tungku
listrik (hot plate).
3.8 Bak
rendaman dengan pengatur suhu (constant themperature bath).
3.9 Air suling.
IV. Persiapan Benda Uji
4.1 Ambil
contoh tanah dengan berat antara 50-100 gram, kemudian keringkan dalam oven
dengan temperatur (110±5)oC.
4.2 Setelah
kering, contoh tanah dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator.
4.3 Contoh tanah diayak melalui ayakan No.4 (4,75 mm) dan atau No.10 (2,00 mm), siapkan benda uji sebanyak ± 10 gram apabila menggunakan piknometer 50 ml sedangkan untuk ± 25 gram menggunakan piknometer 100 ml, masing-masing sebanyak 3 (tiga) buah.
V.
Prosedur Pengujian
5.1 Cuci dengan air bersih 3 (tiga) buah
piknometer kapasitas 50 ml atau 100 ml, kemudian keringkan dalam oven.
Setelah itu keluarkan dan dinginkan dalam desikator, lalu timbang berat dan
tutupnya (W1).
5.2
Masukkan contoh tanah
yang sudah disiapkan ± 10 gram atau 25 gram untuk setiap piknometer. Kemudian
timbang berat dan tutupnya (W2) dengan
ketelitian 0,001 dan 0,01 gram.
5.3
Tuang air suling sampai contoh tanah terendam, kemudian panaskan di atas
tungku pemanas (hot plate), dengan tujuan udara yang terkandung dalam tanah
bisa keluar. Kocok piknometer dengan hati-hati untuk membantu pengeluaran udara dalam benda
uji. Ambil piknometer kemudian dinginkan dalam desikator apabila gelembung udara sudah tidak tampak.
5.4
Agar isi piknometer mempunyai suhu yang sama, ambil piknometer dari desikator dan tambahkan
dengan air suling sampai penuh kemudian tempatkan pada bak pengatur suhu
(constant temperature bath).
5.5 Setelah
suhu konstan, tambahkan air suling sampai penuh, dan tutuplah piknometer tersebut.
5.6 Bersihkan
piknometer, lalu isi dengan air suling sampai penuh dan masukkan ke dalam bak
pengatur suhu. Setelah suhu konstan, keringkan bagian luar piknometer kemudian
timbang berat dan tutupnya (W4).
5.7 W3 = berat piknometer + tanah + air.
VI.
Perhitungan dan Pelaporan
6.1
Kalibrasi Piknometer
a.
Catat berat (W1) piknometer yang sudah dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang dengan tutupnya.
Isi piknometer denganair
suling, dan masukkan ke dalam bak pengatur suhu (constant temperature bath)
25oC.
Setelah isi botol
(piknometer) mencapai suhu 25oC tutupnya dipasang, kemudian bagian luar
piknometer dikeringkan, piknometer + isinya + tutup ditimbang (W25).
b. Dari
W25 yang ditentukan, susun tabel harga W4 untuk suhu urutan suhu kira-kira
antara 18oC sampai dengan 31oC.
Harga W4 dihitung sebagai
berikut :
W4 = W25 x K
Dimana
:
W4 = berat piknometer + air + tutup
setelah dikoreksi, w
W25 = berat piknometer + air + tutup pada
suhu 25oC
K =
faktor koreksi terhadap suhu
6.2 Perhitungan berat jenis dengan rumus berikut ini :
Dimana :
Gs =
berat jenis tanah
Gl =
berat jenis cairan yang dipakai
W1 =
berat piknometer + tutup
W2 =
berat piknometer + contoh tanah + tutup
W3 =
berat piknometer + contoh tanah + air + tutup
W4 = berat piknometer + air + tutup
6.3 Ambil harga rata-rata dari hasi ketiga pemeriksaan tersebut, dalam 2 (dua) angka dibelakang koma.
VII.
Kesimpulan
Berat jenis dipengaruhi oleh suhu dan
komposisinya.Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk liquid maupun
solid, sedangkan aerometer hanya
dapat digunakan untuk zat yang berbentuk liduid saja.
Penentuan
berat jenis dengan menggunakan piknometer ini memiliki
keuntungan yaitu
mudah dalam pengerjaan. Ketelitian dalam penimbangan yang menjadi
kekurangannya. Hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur apabila proses penimbangan tidak
teliti. Memerlukan waktu yang lama dalam
penentuan berat
jenis dengan menggunakan piknometer.
Perbedaan tempat atau daerah jenis tanahnya sudah berbeda. Bahkan apabila kita mengambil di suatu tempat yang sama pun terkadang tanahnya juga berbeda. Semakin padat butiran tanahnya maka semakin halus tanah tersebut, hal itu berpengaruh pada berat jenis tanah.
VIII. Hasil Pengujian
PROYEK : Berat Jenis Tgl Pengujian :
LOKASI : Laboratorium Dikerjakan :
Diperiksa :
BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
SK SNI-04-1989-F
piknometer |
(W1) gram |
70,21 |
piknometer + tanah |
(W2) gram |
94,71 |
tanah |
(Wt = W2 - W1) gram |
24,5 |
suhu |
oC |
27 |
piknometer + air + tanahh |
(W3) gram |
189,77 |
piknometer + air pada suhu oC |
(W4) gram |
177,74 |
koreksi suhu |
K |
0,9965 |
pikno + air terkoreksi |
(W5) gram |
177,12 |
berat jenis |
(Wt)/(W5-W1)-(W3-W2) gram/cm3 |
2,07 |