Rabu, 15 Februari 2023

Pengujian Agregat Halus / Pasir

1.      Pendahuluan

       Dalam melakukan suatu pembangunan, baik itu dalam membangun sebuah rumah, gedung, maupun fasilitas umum, pasti kita berharap bahwa bangunan yang akan bangun nantinya dapat berdiri kokoh dan bertahan lama. Hal tersebut tentu tak lepas dari faktor mutu bahan bangunan yang digunakan.

      Mengetahui hal tersebut, diadakanlah suatu pengujian bahan agar kita dapat mengetahui kondisi yang bagaimanakah bahan bangunan yang bermutu standar itu dan bagaimana cara mengolah bahan bangunan yang baik agar dapat menghasilkan bangunan yang kokoh. Dalam pengujian kami, kami mendapatkan agregat halus sebagai bahan uji. Uji yang kami lakukan meliputi uji kadar air alami, uji penyerapan air SSD, uji berat jenis pasir, uji berat volume pasir, uji kadar lumpur dengan cara basah, uji kotoran organik pada pasir, serta uji gradasi pasir. Hasilnya akan dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan pada laporan ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

 

2.      Pengujian

- Uji Kadar Air Alami

a.       Pengertian

Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pasir dengan berat pasir kering yang dinyatakan dalam satuan persen (%)

b.      Bahan

ü Pasir dalam kondisi alami sebanyak 1 kg

c.       Peralatan

ü Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

ü Wajan dan kompor untuk pengeringan

ü Silinder

d.      Prosedur kerja

1.      Menimbang berat silinder (W1).

2.      Benda uji (pasir) dimasukkan dalam silinder kemudian ditimbang beratnya (W2).

3.      Berat pasir yang diuji (W3) dihitung.

4.      Benda uji kemudian dikeringkan dengan cara digoreng di dalam wajan di atas kompor hingga pasir terlihat kering.

5.      Benda uji yang telah kering beserta silinder ditimbang (W4)

6.      Kemudian benda uji yang telah kering dihitung (W5)

e.       Data pengujian

f.       Kesimpulan

Kadar air alami pada agregat halus 1000 gram adalah 13,6%

g.      Gambar



- Uji Kadar Air dalam Kondisi SSD

a.    Pengertian

Keadaan SSD ialah kondisi di mana pasir dalam keadaan jenuh air tetapi bagian permukaannya kering. Kadar air pada pasir dalam keadaan SSD adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pasir pada kondisi SSD dengan berat pasir yang dinyatakan dalam satuan persen (%).

b.    Bahan

ü Pasir dalam kondisi SSD

c.    Peralatan

ü Kerucut terpancung untuk pengujian SSD

ü Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr

ü Wajan dan kompor

ü Cawan aluminium

d.    Prosedur kerja

1.    Pasir dimasukkan dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan. Setiap lapisan tersebut dipadatkan dengan penumbuk sebanyak delapan kali tumbukan. Khusus untuk lapisan yang paling atas, pemadatan dilakukan dengan sembilan kali tumbukan.

2.    Kerucut ditarik tegak lurus perlahan-lahan. Bila hanya sebagian kecil pasir yang menempel pada dinding bagian dalam kerucut, maka pasir dapat dinyatakan dalam kondisi SSD.

3.    Setelah mendapatkan pasir yang SSD, timbang berat cawan aluminium (W1)

4.    Benda uji (pasir) dimasukkan dalam cawan lalu timbang beratnya (W2)

5.    Kemudian didapat berat pasir yang diuji (W3 = W2-W1)

6.    Benda uji lalu dikeringkan dengan cara digoreng di dalam  wajan di atas kompor hingga pasir terlihat benar-benar kering.

7.    Setelah pasir kering, benda uji dikeluarkan dari wajan kemudian ditimbang beratnya (W4)

8.    Lalu benda uji yang telah kering dihitung beratnya (W5 = W4-W1)

e.         Data Pengujian Kadar Air dalam Keadaan SSD

f.         Kesimpulan

1.    Kadar air pasir SSD pada percobaan 1 adalah 3,9 %

2.    Kadar air pasir SSD pada percobaan 2 adalah 4,9 %

Sehingga kadar air rata-ratanya adalah 4,4 %

g.        Gambar


 

- Uji Berat Volume Pasir

a.    Pengertian

Berat volume pasir adalah perbandingan antara satuan berat pasir dalam kondisi alami dengan satu satuan volume pasir. Berat volume pasir dinyatakan dalam satuan berat/volume (gr/cm3).

b.    Bahan

-  Pasir dalam kondisi alami

c.    Peralatan

-  Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

-  Silinder

d.    Prosedur kerja

1.    Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t) silinder terlebih dahulu.

2.    Setelah itu, timbang silinder (W1)

3.    Pasir dimasukkan ke dalam silinder. Untuk metode tanpa rojokan, pasir dimasukkan sampai peres tanpa dipadatkan. Untuk metode dengan rojokan, pasir dimasukkan sambil ditekan/dipadatkan sampai volume pasir peres.

4.    Kemudian wadah beserta isinya tiap-tiap metode ditimbang kembali (W2)

5.    Untuk mencari volume silinder, menggunakan rumus 

6.    Untuk mencari berat pasir, menggunakan rumus W = W2-W1

7.    Untuk berat volume pasir sendiri = W/V

 

e.    Data hasil pengujian


f.       Kesimpulan

1.    Berat volume pasir tanpa dirojok adalah 1,26 gr/cm3

2.    Berat volume pasir dengan rojokan adalah 1,52 gr/cm3

g.     Gambar


- Uji Kadar Lumpur

a.       Pengertian

Kadar lumpur dalam pasir adalah perbandingan antara berat perbandingan lumpur yang terdapat pada suatu pasir dengan berat pasir secara keseluruhan. Kadar lumpur dinyatakan dalam satuan persen (%).

b.      Bahan

-       Pasir dalam kondisi alami

-       Air murni

c.       Peralatan

-       Botol bening  

d.      Prosedur Kerja

1.        Pasir dimasukkan ke dalam botol bening. Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t) pasir dalam botol. Volume pasir dalam botol plastik dihitung 

2.        Pasir dalam botol diberi air dan dikocok sekitar 5 menit lalu didiamkan selama 24 jam

3.        Setelah dibiarkan 24 jam, volume lumpur pada pasir yang ada dalam botol bening dapat dibaca. Cara menghitung volume lumpur dengan mengukur jari-jari (r) serta tinggi (t) lumpur dalam botol 

4.        Kadar lumpur = V2/V1 x 100%

  

                                e. Data Pengujian Kadar Lumpur 


f.       Kesimpulan

Kadar lumpur pada percobaan 1 adalah sebesar 5 %

g.      Gambar



- Uji Berat Jenis pada Pasir

a.       Pengertian

Uji berat jenis adalah perbandingan antara berat pasir dengan berat air murni yang mempunyai volume sama dengan volume pasir. Dalam uji ini pasir dalam keadaan SSD.

b.      Bahan

-          Pasir dalam keadaan SSD

-          Air murni

c.       Peralatan

-          Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

-          Gelas ukuran untuk air

d.      Prosedur kerja

1.      Contoh pasir dalam kondisi SSD sebanyak W1 gram dimasukkan ke dalam gelas ukuran lalu diberi air sampai seluruhnya terendam.

2.      Gelas ukuran diguncang-guncang tetapi jangan terlalu keras sampai gelembung udara  di dalam pasir keluar, kemudian ditambahkan air sampai ketinggian tertentu (misalkan setelah ditambah, tinggi air dalam gelas ukuran menjadi X).

3.      Gelas ukuran yang berisi pasir dan air setinggi X lalu ditimbang, misalnya beratnya w2 gram

4.      Benda uji kemudian dikeluarkan dari gelas ukuran sampai tak ada sisa-sisa pasir yang tertinggal, lalu dikeringkan dengan cara digoreng di atas wajan dengan kompor

5.      Pasir yang telah kering ditimbang, misalnya beratnya w3 gram.

6.      Gelas ukuran kemudian kembali diisi air setinggi X, lalu ditimbang misalnya beratnya W4 gram.

7.      Hasil-hasil penimbangan tersebut kemudian  ditabelkan.

 

e.       Cara Perhitungan

·      Perhitungan:

       1). Berat jenis kering (bulk spesifik gravity)=W3/{ W4+(W1-W2)}

·      Keterangan:

W1 = Berat percontoh pasir yang diuji (gr)

W2 = Berat gelas ukuran + percontoh + air setinggi x (gr)

W3 = Berat pasir kering goreng (gr)

W4 = Berat gelas ukuran berisi air setinggi x (gr)

 

f.        Hasil Pengujian


g.       Kesimpulan

Berat jenis pasir kering (bulk spesific gravity) adalah 1,32 gr/cm3

h.      Gambar

 

- Uji Kotoran Organik pada Pasir

            a.     Pengertian

Kotoran organik dalam pasir adalah material ikutan yang dapat menurunkan mutu beton. Pasir dinyatakan mengandung kotoran organik yang merugikan mutu beton, bilamana setelah perendaman 24 jam, cairan perendam warnanya menyamai atau lebih tua dari warna air teh

            b.     Bahan

            1.        Pasir

            2.        Air murni (H2O) yang mengandung 3% natrium oksida (NaOH)

            c.     Peralatan

1.        Gelas ukuran

2.        Botol bening

3.        Timbangan dengan ketelitian 0,1 g

4.        Standar warna (kalau tak ada dapat menggunakan air teh)

            d.    Prosedur kerja

1.    Membuat cairan H2O yang mengandung 3% natrium oksida dengan melarutkan 6 g kristal NaOH ke dalam 70 ml air murni.

2.    Botol plastik yang berisi 55 ml pasir dituangi cairan diatas sebanyak 70 ml

3.    Gelas ukur dan isinya dikocok selama 5 menit, lalu didiamkan selama 24 jam

4.    Cairan kemudian dibandingkan dengan standar warna. Bila warnanya mendekati standar warna nomor 1 dan nomor 2 (putih kekuningan) , berarti pasir tersebut dapat dipakai untuk campuran beton tanpa dicuci terlebih dahulu, bila cairan warnanya sama dengan standar nomor 3 dan nomor 4 (putih kecoklatan) maka kandungan bahan organiknya tinggi, sehingga pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk campuran beton, dan bila warnanya sama dengan standar nomor 5 (coklat) penggunaan pasir untuk campuran beton perlu dipertimbangkan karena dapat merugikan beton.

                e.    Data percobaan


            f.    Kesimpulan

Pasir dapat langsung digunakan dalam campuran beton karena kandungan organiknya sedikit.

            g.    Gambar



- Uji Gradasi Pasir

    a.       Pengertian

Uji gradasi pasir adalah suatu kegiatan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi butiran pasir sesuai dengan diameternya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus masuk salah satu daerah susunan butir menurut zone 1, 2, 3 atau 4.

    b.      Bahan

-       Pasir dalam kondisi SSD

    c.       Peralatan

-       Timbangan

-       Ayakan standar untuk agregat halus dengan nomer ayakan no. 100, no. 50, no. 30, no. 8, dan no. 4.

-       Wajan

-       Kompor

-       Mesin penggetar ayakan

-       Sikat

d.      Prosedur Kerja

1.    Ambil pasir sebanyak 1 kg

2.    Ayakan pasir yang akan digunakan dibersihkan dahulu dengan sikat, kemudian timbang berat tiap ayakan (W1)

3.    Ayakan pasir disusun dengan diameter paling besar diletakkan npaling atas, berturut-turut diameter ayakan yang lebih kecil dan yang paling bawah adalah pan.

4.    Benda uji (pasir) dimasukkan dalam ayakan lalu digetarkan dengan mesin penggetar selama 10 menit.

5.    Kemudian masing-masing ayakan ditimbang (W2)

6.    Berat pasir yang tertinggal di atas ayakan (W = W2-W1)

 

e.       Data Pengujian Gradasi Pasir




f.       Kesimpulan

Jadi, setelah melalui proses analisa saringan, pasir yang diuji masuk dalam zona 2 (pasir agak kasar)

g.      Gambar




Tidak ada komentar:

Posting Komentar