1.
Pendahuluan
Mengetahui hal
tersebut, diadakanlah suatu pengujian bahan agar kita dapat mengetahui kondisi
yang bagaimanakah bahan bangunan yang bermutu standar itu dan bagaimana cara
mengolah bahan bangunan yang baik agar dapat menghasilkan bangunan yang kokoh.
Dalam pengujian kami, kami mendapatkan agregat halus sebagai bahan uji. Uji
yang kami lakukan meliputi uji kadar air alami, uji penyerapan air SSD, uji berat jenis pasir, uji berat
volume pasir, uji kadar lumpur dengan cara basah, uji kotoran organik pada
pasir, serta uji gradasi pasir. Hasilnya akan dijelaskan lebih lanjut dalam
pembahasan pada laporan ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
2.
Pengujian
- Uji Kadar Air Alami
a. Pengertian
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam pasir dengan berat pasir kering yang dinyatakan dalam satuan
persen (%)
b. Bahan
ü Pasir dalam kondisi alami sebanyak 1 kg
c. Peralatan
ü Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
ü Wajan dan kompor untuk pengeringan
ü Silinder
d. Prosedur kerja
1. Menimbang berat silinder (W1).
2. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam silinder kemudian
ditimbang beratnya (W2).
3. Berat pasir yang diuji (W3) dihitung.
4. Benda uji kemudian dikeringkan dengan cara digoreng di dalam
wajan di atas kompor hingga pasir terlihat kering.
5. Benda uji yang telah kering beserta silinder ditimbang (W4)
6. Kemudian benda uji yang telah kering dihitung (W5)
e. Data pengujian
f. Kesimpulan
Kadar air alami pada agregat halus 1000 gram adalah 13,6%
g. Gambar
- Uji Kadar Air dalam Kondisi SSD
a. Pengertian
Keadaan SSD ialah kondisi di mana pasir dalam keadaan jenuh
air tetapi bagian permukaannya kering. Kadar air pada pasir dalam keadaan SSD
adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pasir pada kondisi
SSD dengan berat pasir yang dinyatakan dalam satuan persen (%).
b. Bahan
ü Pasir dalam kondisi SSD
c. Peralatan
ü Kerucut terpancung untuk pengujian SSD
ü Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
ü Wajan dan kompor
ü Cawan aluminium
d. Prosedur kerja
1. Pasir dimasukkan dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan.
Setiap lapisan tersebut dipadatkan dengan penumbuk sebanyak delapan kali
tumbukan. Khusus untuk lapisan yang paling atas, pemadatan dilakukan dengan
sembilan kali tumbukan.
2. Kerucut ditarik tegak lurus perlahan-lahan. Bila hanya
sebagian kecil pasir yang menempel pada dinding bagian dalam kerucut, maka
pasir dapat dinyatakan dalam kondisi SSD.
3. Setelah mendapatkan pasir yang SSD, timbang berat cawan
aluminium (W1)
4. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam cawan lalu timbang
beratnya (W2)
5. Kemudian didapat berat pasir yang diuji (W3 = W2-W1)
6. Benda uji lalu dikeringkan dengan cara digoreng di dalam wajan di atas kompor hingga pasir terlihat
benar-benar kering.
7. Setelah pasir kering, benda uji dikeluarkan dari wajan
kemudian ditimbang beratnya (W4)
8. Lalu benda uji yang telah kering dihitung beratnya (W5 = W4-W1)
e.
Data
Pengujian Kadar Air dalam Keadaan SSD
f.
Kesimpulan
1. Kadar air pasir SSD pada percobaan 1 adalah 3,9 %
2. Kadar air pasir SSD pada percobaan 2 adalah 4,9 %
Sehingga kadar air rata-ratanya adalah 4,4 %
g.
Gambar
- Uji Berat Volume Pasir
a.
Pengertian
Berat volume pasir adalah perbandingan antara satuan berat pasir
dalam kondisi alami dengan satu satuan volume pasir. Berat volume pasir
dinyatakan dalam satuan berat/volume (gr/cm3).
b. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami
c. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
- Silinder
d. Prosedur kerja
1. Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t) silinder terlebih dahulu.
2. Setelah itu, timbang silinder (W1)
3. Pasir dimasukkan ke dalam silinder. Untuk metode tanpa
rojokan, pasir dimasukkan sampai peres tanpa dipadatkan. Untuk metode dengan
rojokan, pasir dimasukkan sambil ditekan/dipadatkan sampai volume pasir peres.
4. Kemudian wadah beserta isinya tiap-tiap metode ditimbang
kembali (W2)
5. Untuk mencari volume silinder, menggunakan rumus
6. Untuk mencari berat pasir, menggunakan rumus W = W2-W1
7. Untuk berat volume pasir sendiri = W/V
e. Data hasil pengujian
f. Kesimpulan
1. Berat volume pasir tanpa dirojok adalah 1,26 gr/cm3
2. Berat volume pasir dengan rojokan adalah 1,52 gr/cm3
g.
Gambar
- Uji Kadar Lumpur
a. Pengertian
Kadar lumpur dalam pasir adalah perbandingan antara berat
perbandingan lumpur yang terdapat pada suatu pasir dengan berat pasir secara
keseluruhan. Kadar lumpur dinyatakan dalam satuan persen (%).
b. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami
- Air murni
c. Peralatan
-
Botol
bening
d.
Prosedur
Kerja
1. Pasir dimasukkan ke dalam botol bening. Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t) pasir dalam botol. Volume pasir dalam botol plastik dihitung
2.
Pasir
dalam botol diberi air dan dikocok sekitar 5 menit lalu didiamkan selama 24 jam
3. Setelah dibiarkan 24 jam, volume lumpur pada pasir yang ada dalam botol bening dapat dibaca. Cara menghitung volume lumpur dengan mengukur jari-jari (r) serta tinggi (t) lumpur dalam botol
4.
Kadar
lumpur = V2/V1 x 100%
f.
Kesimpulan
Kadar lumpur pada percobaan 1 adalah
sebesar 5 %
g.
Gambar
- Uji Berat Jenis pada Pasir
a.
Pengertian
Uji berat jenis adalah perbandingan antara berat pasir dengan
berat air murni yang mempunyai volume sama dengan volume pasir. Dalam uji ini
pasir dalam keadaan SSD.
b.
Bahan
-
Pasir
dalam keadaan SSD
-
Air
murni
c.
Peralatan
-
Timbangan
dengan ketelitian 0,01 gram
-
Gelas
ukuran untuk air
d.
Prosedur
kerja
1.
Contoh
pasir dalam kondisi SSD sebanyak W1 gram dimasukkan ke dalam gelas ukuran lalu
diberi air sampai seluruhnya terendam.
2.
Gelas
ukuran diguncang-guncang tetapi jangan terlalu keras sampai gelembung
udara di dalam pasir keluar, kemudian
ditambahkan air sampai ketinggian tertentu (misalkan setelah ditambah, tinggi
air dalam gelas ukuran menjadi X).
3.
Gelas
ukuran yang berisi pasir dan air setinggi X lalu ditimbang, misalnya beratnya
w2 gram
4.
Benda
uji kemudian dikeluarkan dari gelas ukuran sampai tak ada sisa-sisa pasir yang
tertinggal, lalu dikeringkan dengan cara digoreng di atas wajan dengan kompor
5.
Pasir
yang telah kering ditimbang, misalnya beratnya w3 gram.
6.
Gelas
ukuran kemudian kembali diisi air setinggi X, lalu ditimbang misalnya beratnya
W4 gram.
7.
Hasil-hasil
penimbangan tersebut kemudian
ditabelkan.
e.
Cara
Perhitungan
·
Perhitungan:
1). Berat jenis kering (bulk spesifik gravity)=W3/{ W4+(W1-W2)}
·
Keterangan:
W1 = Berat percontoh pasir yang diuji (gr)
W2 = Berat gelas ukuran + percontoh + air setinggi
x (gr)
W3 = Berat pasir kering goreng (gr)
W4 = Berat gelas ukuran berisi air setinggi x (gr)
f.
Hasil Pengujian
g.
Kesimpulan
Berat jenis pasir kering (bulk spesific gravity) adalah 1,32
gr/cm3
h.
Gambar
- Uji Kotoran Organik pada Pasir
a.
Pengertian
Kotoran organik dalam pasir adalah material ikutan yang dapat
menurunkan mutu beton. Pasir dinyatakan mengandung kotoran organik yang
merugikan mutu beton, bilamana setelah perendaman 24 jam, cairan perendam
warnanya menyamai atau lebih tua dari warna air teh
b.
Bahan
1.
Pasir
2. Air murni (H2O) yang mengandung 3% natrium oksida (NaOH)
c.
Peralatan
1.
Gelas
ukuran
2.
Botol
bening
3.
Timbangan
dengan ketelitian 0,1 g
4.
Standar
warna (kalau tak ada dapat menggunakan air teh)
d.
Prosedur
kerja
1.
Membuat
cairan H2O yang mengandung 3% natrium oksida dengan melarutkan 6 g
kristal NaOH ke dalam 70 ml air murni.
2.
Botol
plastik yang berisi 55 ml pasir dituangi cairan diatas sebanyak 70 ml
3.
Gelas
ukur dan isinya dikocok selama 5 menit, lalu didiamkan selama 24 jam
4. Cairan kemudian dibandingkan dengan standar warna. Bila warnanya mendekati standar warna nomor 1 dan nomor 2 (putih kekuningan) , berarti pasir tersebut dapat dipakai untuk campuran beton tanpa dicuci terlebih dahulu, bila cairan warnanya sama dengan standar nomor 3 dan nomor 4 (putih kecoklatan) maka kandungan bahan organiknya tinggi, sehingga pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk campuran beton, dan bila warnanya sama dengan standar nomor 5 (coklat) penggunaan pasir untuk campuran beton perlu dipertimbangkan karena dapat merugikan beton.
e.
Data
percobaan
f.
Kesimpulan
Pasir dapat langsung digunakan dalam campuran beton karena
kandungan organiknya sedikit.
g.
Gambar
- Uji Gradasi Pasir
a.
Pengertian
Uji gradasi pasir adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
penyebaran atau distribusi butiran pasir sesuai dengan diameternya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang
ditentukan, harus masuk salah satu daerah susunan butir menurut zone 1, 2, 3
atau 4.
b.
Bahan
-
Pasir
dalam kondisi SSD
c.
Peralatan
- Timbangan
- Ayakan standar untuk agregat halus dengan nomer ayakan no.
100, no. 50, no. 30, no. 8, dan no. 4.
- Wajan
- Kompor
- Mesin penggetar ayakan
- Sikat
d.
Prosedur
Kerja
1.
Ambil
pasir sebanyak 1 kg
2.
Ayakan
pasir yang akan digunakan dibersihkan dahulu dengan sikat, kemudian timbang
berat tiap ayakan (W1)
3.
Ayakan
pasir disusun dengan diameter paling besar diletakkan npaling atas,
berturut-turut diameter ayakan yang lebih kecil dan yang paling bawah adalah
pan.
4.
Benda
uji (pasir) dimasukkan dalam ayakan lalu digetarkan dengan mesin penggetar
selama 10 menit.
5.
Kemudian
masing-masing ayakan ditimbang (W2)
6. Berat pasir yang tertinggal di atas ayakan (W = W2-W1)
e. Data Pengujian Gradasi Pasir
f. Kesimpulan
Jadi, setelah melalui proses analisa saringan,
pasir yang diuji masuk dalam zona 2 (pasir agak kasar)
g. Gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar